Jabar Dominasi Tunggal Putra-Putri Bulu Tangkis
Pebulu tangkis tunggal putra Jawa Barat Panji Ahmad Maulana berusaha mengembalikan kok ke arah tunggal putra Jawa Barat Syabda Perkasa Belawa pada pertandingan final Bulu Tangkis Tunggal Putra PON Papua di GOR Waringin Kotaraja, Kota Jayapura, Papua, Rabu (13/10/2021). Panji Ahmad Maulana berhasil meraih medali emas usai menang dari lawannya 21-9, 21-17.
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kontingen Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyapu bersih medali emas di cabang olahraga bulutangkis nomor tunggal putra dan tunggal putri Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 di GOR Waringin, Kota Jayapura, Rabu (13/10) siang WIT. Pebulu tangkis putri Jabar, Saifi Riska Nurhidayah, lebih dulu menyabet emas setelah mengalahkan wakil Bali, Komang Ayu Cahya Dewi.
Kemenangan Saifi berlangsung dramatis karena terpaksa selesai hingga rubber game dengan skor 8-21, 21-17, dan 21-18. Menanggapi perlawanan Saifi, Komang Ayu mengaku kubu Jabar berhasil memanfaatkan momentum saat dirinya lengah.
Komang Ayu memuji ketenangan Saifi yang bisa membalikkan keadaan setelah tumbang dengan skor telak di gim pertama. "Mungkin gim pertama dia belum panas, jadi di gim kedua sudah mulai atur permainan saya. Terus di saat-saat terakhir saya tidak siap," ujar Komang Ayu seusai laga.
Sementara di sektor tunggal putra, Jabar sejatinya sudah mengamankan medali emas karena partai puncak menyajikan all-Jabar final antara Panji Ahmad Maulana melawan Syabda Perkasa Belawa.
Keduanya bertarung dalam laga berdurasi 33 menit. Hingga akhirnya, Panji keluar sebagai pemenang dalam dua gim langsung dengan skor 21-9 dan 21-17. Prestasi ini menjadi yang pertama setelah 17 tahun Jabar puasa medali emas di bulu tangkis tunggal putra selama PON.
Jabar terakhir kali menyabet emas lewat Taufik Hidayat pada PON 2004 di Palembang. Taufik menumbangkan atlet DKI Jakarta, Simon Santoso, di partai final.
Saat ditemui di GOR Waringin, Panji mengaku mentalnya sempat jatuh karena menghadapi unggulan Jabar yang juga pemain pelatnas. Namun, hal itu kemudian ia jadikan sebagai dorongan agar bisa bermain lebih lepas.
"Kalau bicara target memang emas. Kalau soal bukan (atlet) pelatnas, saya jadikan motivasi karena sempat vakum selama enam bulan tidak latihan sama sekali," kata Panji.
Dengan torehan medali emas yang diraih, Panji menegaskan bahwa setiap atlet punya kesempatan yang sama dalam memburu titel. Ia pun berusaha kembali tembus ke pelatnas setelah tiga tahun membela daerah. "Saya masuk pelatnas sejak 2015 sampai 2018 akhir. Target sih tampil di Olimpiade Paris 2024," jelasnya.
Komentar