Jumat 15 Oct 2021 16:32 WIB

IHSG Berakhir Menguat Meski Diwarnai Aksi Ambil Untung

IHSG parkir di posisi 6.633,33 atau naik sebesar 0,11 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (16/8). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (15/10). IHSG parkir di posisi 6.633,33 atau naik sebesar 0,11 persen setelah sebelumnya pada penutupan sesi perdagangan pertama sempat ditutup di zona merah.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (16/8). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (15/10). IHSG parkir di posisi 6.633,33 atau naik sebesar 0,11 persen setelah sebelumnya pada penutupan sesi perdagangan pertama sempat ditutup di zona merah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (15/10). IHSG parkir di posisi 6.633,33 atau naik sebesar 0,11 persen setelah sebelumnya pada penutupan sesi perdagangan pertama sempat ditutup di zona merah. 

Sepanjang hari ini, investor asing mencatatkan pembelian bersih di seluruh pasar sebesar Rp 1,5 triliun. Saham-saham yang paling banyak dibeli antara lain BBRI sebesar Rp 734,5 miliar, BMRI sebesar Rp 90,6 miliar, AGRO sebesar Rp 57,3 miliar dan ADRO sebesar Rp 41,3 miliar. 

Sementara itu, pelemahan indeks LQ45 turut menekan pergerakan IHSG hari ini. Indeks yang berisi 45 saham unggulan tersebut mengalami koreksk tipis sebesar 0,05 persen. Saham-saham yang mengalami penurunan terbesar diantaranya MGLV, PUDP, MBSS, DART, dan GEMA. 

Pilarmas Investindo Sekuritas melihat pergerakan IHSG hari ini dipengaruhi cukup tertekan karena aksi ambil untung investor. "Indeks IHSG bergerak fluktuatif seiring sentimen aksi profit taking membayangi perdagangan hari ini," tulis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Jumat (15/10).

Secara sentimen, IHSG mendapat sedikit dorongam dari data neraca perdagangan Indonesia yang kembali membukukan surplus pada September 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data perdagangan Indonesia periode surplus sebesar 4,37 miliar dolar AS.

Ekspor bulan lalu turun 3,84 persen secara bulanan menjadi adalah 20,6 miliar dolar AS, atau turun 47,64 persen secara tahunan. Sementara nilai impor juga turun sebesar 2,67 persen secara bulanan menjadi 16,23 miliar dolar AS. 

Di sisi lain, IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini yang semula 3,9 persen menjadi 3,2 persen secara tahunan. Turunnya proyeksi sebesar 0,7 persen ini seiring dengan adanya perkembangan Covid-19 varian delta di global, termasuk Indonesia.

"Meskipun sebenarnya sudah terlihat momentum pemulihan ekonomi dunia namun momentum ini membuat perlambatan pemulihan ekonomi karena pandemi Covid-19 masih menjadi risiko utama," kata Pilarmas Investindo Sekuritas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement