Namanya Disebut Terkait Ricuh Tinju, Ini Kata Wagub Jateng
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Bayu Hermawan
Taj Yasin | Foto: Antara/Yusuf Nugroho
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Buntut kericuhan yang mewarnai pertandingan babak final cabang olahraga (cabor) tinju di PON XX Papua, ikut berimbas kepada Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen.
Pascaterjadinya insiden kericuhan tersebut, nama orang nomor dua di Provinsi Jawa Tengah ini, disebut- sebut oleh media lokal, tidak mau menemui Ketua Pengprov Pertina Papua, Ricky Ham Pagawak, yang masih kecewa dengan hasil akhir pertandingan.
Saat dikonfirmasi terkait hal ini, Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin Maimoen, memang menyayangkan pemberitaan yang menyebut dirinya tersebut. Pasalnya meski saat itu memang berada di Papua, ia merasa tidak ada yang mengonfirmasi.
Namun putra ulama kharismatik, KH Maimoen Zuber ini tetap menyikapi persoalan tersebut dengan bijaksana. "Karena pada saat itu, saya memang tidak ada di sana (red; GOR Cendrawasih, venue final cabor tinju)," ujarnya, Jumat (15/10).
Gus Yasin mengaku tidak dapat melihat pertandingan final tinju yang mempertmukan petinju Jawa Tengah, Willis Boy Riripoy dengan petinju tuan rumah, Kevin K Amanupunjo, pada Rabu (13/10).
Karena wagub sedang mengunjungi Kampung Arso, Kabupaten Keerom, untuk mengikuti acara Maulid Nabi Muhammad di Pondok Pesantren Latifa Mubarokah.
"Saat pertandingan tinju itu, saya sedang perjalanan ke Arso, menghadiri acara Maulid Nabi dan sampai kembali di hotel baru pukul 01.30 WIT dini hari dan tidak ada yang konfirmasi ke saya terkait pertemuan dengan Pengprov Pertina Papua itu," jelasnya.
Bahkan, lanjutnya, pada hari Kamis (14/10) Gus Yasin juga sempat menyaksikan pertandingan Karate serta melakukan silaturahim dengan beberapa tokoh PWNU, MUI serta Takmir Masjid Raya Papua, namun tidak ada yang mengonfirmasinya.
Ia mengetahui adanya kabar kericuhan dalam partai final yang berlangsung di GOR Cenderawasih dari media massa. Namun, dirinya enggan berkomentar banyak karena memang kurang memahami duduk permasalahannya.
Gus Yasin tidak ingin nantinya malah bisa memperkeruh persoalan yang sudah terjadi. Maka ia pun menyerahkan sepenuhnya kepada panitia penyelenggara PON XX Papua.
Sebab persoalan yang muncul pada pertandingan final tinju tersebut memang menjadi ranah dan kewenangan panitia penyelenggara. Sehingga, hal tersebut tidak bisa diintervensi oleh pemerintah daerah.
"Panitia ini kan bekerja secara professional, sehingga pemda tidak bisa mengintervensi jalannya pertandingan. Namun kami terbuka kalau ada yang mau diskusi soal ini," tambahnya.
Sebelumnya, partai final cabang tinju kelas berat (91 kilogram) PON XX Papua yang digelar di GOR Cenderawasih mempertemukan petinju Papua, Kevin K Amanupunjo melawan petinju Jawa Tengah, Willis Boy Riripoy.
Hasil akhir pertandingan petinju Jawa Tengah, Willis Boy Riripoy dinyatakan keluar sebagai pemenang dan berhak atas media emas di nomor tersebut. Namun, official tuan rumah kecewa atas hasil pertandingan final tersebut hingga akhirnya berujung kericuhan.
Kericuhan bermula pada ronde ketiga pertandingan saat Wilis mengalami cedera setelah mendapat pukulan dari Erico di bagian pelipis. Diketahui bahwa pelipis Wilis robek dan wasit perandingan, Royke Waney kemudian menghentikan pertandingan dan meminta dokter ring untuk memeriksa luka Wilis.
Setelah melakukan pemeriksaan, dokter yang memeriksa Wilis memberikan kode agar pertandingan dihentikan. Namun, wasit Royke mengangkat tangan Willis sebagai pemenang dalam pertandingan tersebut.