Kamis 28 Oct 2021 04:12 WIB

Pemerintah Targetkan 10 Ribu Pertashop Tersebar di Desa 2021

Outlet Pertashop yang sudah beroperasi lebih dari empat ribu sejak 2020 lalu.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Hiru Muhammad
Petugas mengisi BBM Pertamax konsumen di Pertashop Desa Umbulharjo, Sleman, Yogyakarta, Selasa (1/12). Pertamina mengajak pemerintah desa untuk berkerja sama penyaluran BBM dan LPG melalui outlet SPBU mini yang dinamai Pertashop. Desa yang tertarik bisa menyiapkan izin, lahan, dan investasi mulai Rp 300jt an. Dan Pertamina akan memprioritaskan lembaga desa atau BUMdes sebagai pengelola Pertashop.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Petugas mengisi BBM Pertamax konsumen di Pertashop Desa Umbulharjo, Sleman, Yogyakarta, Selasa (1/12). Pertamina mengajak pemerintah desa untuk berkerja sama penyaluran BBM dan LPG melalui outlet SPBU mini yang dinamai Pertashop. Desa yang tertarik bisa menyiapkan izin, lahan, dan investasi mulai Rp 300jt an. Dan Pertamina akan memprioritaskan lembaga desa atau BUMdes sebagai pengelola Pertashop.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Pertamina dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa telah mencanangkan akan mengembangkan program pertashop sebanyak 10 ribu outlet pada 2021. Lokasi pertashop akan tersebar di Pulau Jawa dan Bali 5.548 outlet serta di luar Pulau Jawa dan Bali 4.452 outlet.

"Tahun 2021 ditarget 10 ribu outlet dan terealisasi sebanyak 3.766," ujar Mendagri Tito Karnavian dalam webinar koordinasi pusat dan daerah program pertashop, Rabu (27/10).

Dia mengatakan, outlet Pertashop yang sudah beroperasi lebih dari 4.000 jika diakumulasi sejak program Pertashop dimulai pada 2020 lalu. Pada 18 Februari 2020, Kemendagri bersama PT Pertamina telah menandatangani nota kesepahaman mengenai dukungan program Pertashop.

Tito memerinci, pada Maret 2020, terdapat 124 lokasi outlet Pertashop implementasi, kemudian bertambah 418 lokasi outlet implementasi pada April 2020, dan bertambah lagi 753 outlet implementasi pada Oktober 2020. Sehingga pada Desember 2020, sebanyak 4.558 outlet menjadi target implementasi program Pertashop sampai akhir tahun.

Namun, kata Tito, realisasinya baru mencapai 1.088 outlet Pertashop pada 2020. "Ini sudah mulai bergerak di tahun 2020 ditarget 4.558 desa atau outlet, realisasi 1.088 ya mungkin karena faktor pandemi menjadi masalah," tutur dia.

Sementara itu, secara faktual berdasarkan data laporan dari PT Pertamina per Agustus 2021, Tito menuturkan, telah terbangun sebanyak 3.125 pertashop dan yang sudah beroperasi sebanyak 2.416 pertashop. Dia pun berharap, kepala daerah mendukung program pertashop ini.

Menurut Tito, di tengah pandemi Covid-19, program Pertashop dapat membantu upaya percepatan pemulihan ekonomi. Sebab, ada lapangan kerja baru bagi masyarakat di desa, memunculkan pusat pertumbuhan ekonomi baru di daerah sekitar Pertashop, peredaran uang jika menggunakan pinjaman dari himpunan bank negara, memperkuat daya beli masyarakat, serta menghemat ongkos warga sebagai pembeli karena bahan bakar minyak (BBM) sudah tersedia di masing-masing desa."Kalau semua bergeliat, bergerak, desa-desa dengan outlet Pertashop ini maka otomatis ekonomi akan dapat juga terpacu, akan memberikan kontribusi pemulihan ekonomi secara keseluruhan," kata Tito.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement