Selasa 02 Nov 2021 01:37 WIB

NTP Oktober Naik, Dua Subsektor Ini Berkontribusi Tertinggi

Kenaikan besar NTP ini didorong oleh kenaikan beberapa harga komoditas.

Rep: Novita Intan/Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Pekerja menjemur gabah di sebuah tempat penggilingan padi di Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa (26/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan nilai tukar petani (NTP) sebesar 106,67 pada Oktober 2021.
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Pekerja menjemur gabah di sebuah tempat penggilingan padi di Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa (26/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan nilai tukar petani (NTP) sebesar 106,67 pada Oktober 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan nilai tukar petani (NTP) sebesar 106,67 pada Oktober 2021. Adapun realisasi ini tumbuh 0,93 persen dibandingkan NTP bulan sebelumnya.

Kepala BPS Margo Yuwono melaporkan adanya kenaikan besar pada Nilai Tukar Petani (NTP) subsektor Tanaman Pangan dan subsektor Hortikultura. Keduanya naik sebesar 99,35 atau 0,59 persen dan hortikultura 99,45 atau naik 0,81 persen.

Rekor kenaikan besar ini menurut data BPS dipengaruhi kenaikan harga beberapa komoditas seperti gabah, singkong, ketela pohon dan ketela rambat. Sedangkan kenaikan hortikultura dipengaruhi oleh naiknya harga cabai rawit, cabai merah dan bawang daun.

"Jadi secara keseluruhan NTP untuk semua subsektor mengalami kenaikan. Kecuali subsektor peternakan yang turun karena harga telur di pasaran belum membaik," ujar Margo konferensi pers virtual, Senin (1/11).