Kamis 04 Nov 2021 07:44 WIB

Inggris Pertimbangkan Larang Tisu Basah, Kenapa?

Sekitar 11 miliar tisu basah yang tak bisa didaur ulang dibuang setiap tahun.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Penggunaan tisu basah (ilustrasi). Tisu basah tidak larut dalam air dan telah menjadi masalah besar di banyak negara.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Penggunaan tisu basah (ilustrasi). Tisu basah tidak larut dalam air dan telah menjadi masalah besar di banyak negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inggris mempertimbangkan melarang tisu basah menyusul peningkatan penggunaannya saat ini. Menteri untuk Urusan Lingkungan, Pangan, dan Pedesaan Inggris, George Eustice, menyebut pelarangan itu juga bertujuan untuk menghentikan tisu basah merusak planet dan menyumbat kloset.

Eustice menyalahkan pembuat kloset atas sebagian besar kemacetan saluran pembuangan. Dia sedang mempertimbangkan untuk melarang penggunaan tisu yang terbuat dari plastik yang mencemari lingkungan.

Baca Juga

Berdasarkan data, sekitar 11 miliar tisu basah yang tak bisa didaur ulang dibuang setiap tahun dan menyebabkan 93 persen penyumbatan saluran limbah.

Sebagai alternatif, anggota parlemen dari Partai Buruh, Fleur Anderson, mengusulkan penggunaan tisu ramah lingkungan ke Parlemen setempat. Eustice mengatakan, menteri terbuka untuk berbagai solusi mengatasi masalah lingkungan.

"Ada lebih banyak bahan berkelanjutan yang dapat digunakan, bahan yang dapat terurai secara hayati, jadi kami sedang berkonsultasi apakah kami harus mengajukan peraturan untuk membatasi jenis bahan yang dapat digunakan," kata Eustice, dikutip The Sun, Rabu (3/11).

Tisu basah tidak larut di air dalam saluran pembuangan. Tisu basah akan berubah menjadi gumpalan seperti batu (fatberg) yang menyumbat saluran air. Pemerintah sebelumnya mengatakan akan menindak tisu basah sebagai bagian dari rencananya untuk menghilangkan segala bentuk plastik sekali pakai dalam waktu 25 tahun.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement