REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Generasi muda atau kaum milenial menjadi sasaran untuk bisa terus melestarikan budaya bangsa khususnya budaya Sunda bagi penjual wayang golek yang berdagang di Jalan Braga, Kota Bandung, Jawa Barat.
Penjual wayang golek yang juga sempat aktif dalam seni pertunjukkan, Ramdan Kosasih (61) di Braga, mengatakan generasi muda tidak boleh melupakan budaya. Pasalnya kekayaan budaya bangsa berpotensi diklaim oleh pihak lain.
"Masyarakat juga perlu lebih mengenal bahwa di budaya Sunda ini ada seperti Punakawan, Semar, Cepot, dan wayang lainnya," kata Ramdan.
Menurutnya akhir-akhir ini ia lebih kerap dikunjungi oleh masyarakat lokal dan juga generasi muda. Pasalnya kini turis mancanegara tidak sering mengunjungi Kota Bandung karena dalam situasi pandemi.
Karena tidak adanya turis mancanegara, maka masyarakat lokal sendiri yang menurutnya perlu mempertahankan budaya wayang itu. "Dulu sering ada turis ke sini setiap berkunjung ke Braga, turis memang suka budaya-budaya yang otentik seperti ini," katanya.
Dari segi penjualan, menurutnya kini ia tidak menargetkan jumlah penjualan dalam rentang waktu tertentu. Pasalnya kini ia lebih fokus mengisi waktu untuk bisa menularkan kecintaan terhadap wayang sambil melakukan penjualan.
"Dulu penjualan ada targetnya, kalau sekarang ya menyesuaikan dengan kondisi saja, kadang dua atau tiga hari sepi, sekarang sih mengisi waktu dengan wayang juga mengisi hari tua saya," kata dia.
Adapun wayang yang ia jual merupakan hasil produksi dari rekan-rekan senimannya yang berada di Bandung. Wayang-wayang yang ia jual memiliki rentang harga mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 1 juta.
"Kalau saya tetap optimistis budaya wayang ini tetap lestari, karena sekarang di sekolah-sekolah juga masih ada pengetahuan tentang wayang ini, mulai dari SD dan SMK juga," kata Ramdan.