Larva Lalat Ijo dan Mata Ikan Jadi Pakan Ikan Alternatif
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Warga menunjukkan hasil panen ulat maggot atau larva lalat hitam (Hermetia illucens). | Foto: ASEP FATHULRAHMAN/ANTARA
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengembangkan penyediaan pakan bagi ikan budi daya dengan menggunakan pakan berbasis sumber daya alam hayati. Pembuatan pakan alternatif ini dikembangkan untuk menyiasati harga pakan pellet komersil.
Apalagi, selama masa pandemi, sebagai sumber pakan ikan harganya selalu alami peningkatan. Mereka berasal dari Fakultas Biologi UGM, terdiri dari M Syafiatul Huda, Maulana Dias Pratama, Alfian Nur Prasetyo, Abdul Aziz, dan Azima Farida.
Mereka memanfaatkan larva maggot lalat black soldier fly (bsf) atau lalat ijo dan tanaman mata ikan (azolla microphylla) sebagai bahan pembuatan pakan ikan alternatif. Bahan dipilih tidak cuma karena dapat diperoleh mudah dan murah. "Namun, berpotensi menghasilkan produk dengan kualitas yang tinggi," kata Huda, Rabu (10/11).
Huda menyebutkan, larva maggot memiliki kandungan protein cukup tinggi yang mencapai 32,31 persen. Selain itu, bahan mampu disinergikan dengan program pengelolaan limbah organik hasil sektor pertanian dan limbah rumah tangga.
Sedangkan, tanaman mata ikan atau sering disebut mata lele ini memiliki siklus hidup yang cepat karena mampu menggandakan diri dalam waktu 2-10 hari. Tanaman mata ikan memiliki kandungan protein 24-30 persen dari total berat kering.
Ia menerangkan, asam amino yang lengkap dan serat kasar antara 15-17 persen. Huda menjelaskan, tidak sekadar mengembangkan ide-ide inovasi itu, kelima mahasiswa ini melalui bimbingan dosen Fakultas Biologi UGM, Drs Trijoko.
Mereka melakukan pelatihan pembuatan pakan menggunakan kedua bahan tersebut di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo. Pelatihan ini melibatkan 12 orang yang merupakan perwakilan kelompok tani yang ada di Desa Hargowilis.
Kegiatan turut dihadiri Kepala Dusun Klepu, Haryono. Pelatihan pembuatan pakan alternatif mengenalkan praktik budi daya dan pembuatan pakan secara langsung. Meski begitu, petani perikanan tidak cuma diajarkan teknik-teknik budi daya larva maggot.
Petani turut diajarkan teknik budi daya tanaman mata ikan dan teknik proses pembuatan pakan ikan. Melalui pelatihan ini, diharapkan kelompok tani yang berkecimpung di sektor perikanan mampu memproduksi pakan ikan secara mandiri.
"Dengan biaya murah tapi tetap memiliki kualitas pakan yang tinggi, sehingga mampu meningkatkan kualitas ekonomi dari masyarakat Desa Hargowilis," ujarnya.