REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sebanyak 20 unit sepeda motor listrik (molis) mulai dikendarai para tukang ojek daring untuk beroperasi atau 'mengaspal' melintasi berbagai sudut jalan di wilayah Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Penggunaan molis itu merupakan bagian dari kampanye salah satu perusahaan penyedia aplikasi ojek daring kepada mitranya untuk mengurangi emisi gas.
Molis yang mirip dengan skuter metik itu pun digunakan para pengendara ojek dengan cara menyewa. "Tadinya pakai motor bensin tapi kan kendaraan saya sudah tidak layak jadinya mengubah layanan jadi molis. Enak sih pakainya, kayak motor-motoran tapi nyaman. Sudah sepekan pakai ini, semoga saja nanti ada yang dikreditin," kata tukang ojek molis Rudi (42 tahun) di Cikarang, Kamis (11/11).
Rudi mengaku, menerima tawaran menggunakan molis dari komunitas ojol. Dia merasa senang menggunakan motor yang kekuatannya berasal dari baterai tersebut. Tawaran itu pun langsung diterimanya, lantaran sepeda motornya sudah tidak layak pakai.
Hal senada disampaikan Soleh (38), yang mengaku nyaman dan hemat menggunakan molis sebab tidak perlu mengeluarkan biaya untuk beli bahan bakar. "Lebih untung karena irit biaya, tidak perlu keluarkan bensin, servis, oli, jadi bisa nabung buat istri. Padahal orderan lagi banyak tapi tidak perlu mikir bensin. Kalau dulu minimal buat bensin saja habis Rp 30 ribu sehari," katanya.
Pembina Molis Bersatu Indonesia Denis mengatakan, Kabupaten Bekasi menjadi salah satu daerah percontohan untuk operasional molis. Saat ini, sudah ada 20 unit molis yang disewakan kepada pengendara ojek. "Jadi untuk salah satu aplikasi ojek online, sudah ada 20 unit yang dipakai. Aturannya satu akun hanya boleh satu unit molis," ucapnya.
Denis mengatakan, biaya sewa molis sebesar Rp 50 ribu per satu hari. Biaya itu dibayarkan melalui potongan saldo di aplikasi ojol. Selanjutnya pengendara ojol mendapat STNK dan bisa langsung mengendarai molis.
"Jadi sudah tinggal dipotong dari saldo yang di-top up. Setelah itu tinggal pakai saja. Ada STNK, ada nomor polisinya, lengkap kayak motor bensin saja. Kemudian kalau misalkan rusak atau harus servis, biayanya ditanggung perusahaan, jadi bukan sama tukang ojol," kata Denis.
Jika percontohan itu sukses, sambung dia, jumlah molis yang disewakan dapat ditambah. Selain bisa mengurasi emisi gas, penggunaan kendaraan listrik ini pun dapat menghemat biaya operasional ojol. "Jadi lebih hemat karena tidak perlu beli bensin. Sejauh ini respon pelanggan juga bagus jadi bisa diperluas karena banyak juga teman-teman ojol lain yang minta juga," ujar Denis.
Molis di Cikarang berasal dari pabrikan China, Viar Q1. Molis itu dibekali dengan dua baterai yang masing-masing mampu menempuh jarak hingga 60 kilometer. Motor jenis skuter itu memiliki kecepatan terbatas yakni 60 kilometer per jam. Dengan keterbatasan itu, molis biasanya lebih banyak digunakan untuk mengantar makanan.