REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menganjurkan masyarakat untuk meningkatkan imunitas tubuh untuk mencegah penyakit pneumonia atau radang pada paru yang diakibatkan oleh virus ataupun bakteri. Dr dr Erlina Burhan, SpP(K) dalam keterangannya kepada wartawan secara daring di Jakarta, Rabu (17/11), mengatakan bahwa kejadian penyakit pneumonia kerap terjadi pada orang lanjut usia dan anak-anak dikarenakan sistem kekebalan tubuh yang rendah.
"Kita selalu berprinsip bahwa pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan, pencegahan yang ingin kita sampaikan kepada masyarakat adalah untuk meningkatkan sistem imunnya," kata Erlina.
Upaya pencegahan pneumonia dengan meningkatkan sistem imun, yaitu melakukan perilaku hidup bersih dan sehat, makan dengan gizi seimbang, tidak minum alkohol, tidak merokok, istirahat cukup, dan kelola stres agar tidak berkepanjangan. Erlina menekankan agar orang tua atau lansia melakukan olahraga yang ringan 15 sampai 30 menit minimal tiga kali dalam seminggu.
"Untuk orang tua olahraga yang ringan-ringan saja, yang bisa ditoleransi oleh usia mereka, dan juga sering. Jadi jangan sekali-sekali saja, dikatakan tiga sampai lima kali per minggu, paling lama setengah jam, dengan gerakan yang tidak terlalu membuat lelah. Kalau ini dilakukan maka diharapkan imunitas akan naik," kata Erlina.
Tingkat kejadian kasus pneumonia di Indonesia sekitar 25 sampai 40 per 10.000 penduduk. Lansia merupakan kelompok yang rentan terkena pneumonia karena sistem imun tubuh yang mulai menurun. Selain lansia, anak-anak khususnya balita juga rentan terkena pneumonia karena sistem imunitasnya belum sempurna. Di samping itu, perilaku balita yang kerap bermain di lantai dan memasukkan benda ke mulut juga bisa menyebabkan masuknya bakteri ke dalam tubuh.
Pneumonia merupakan kondisi radang atau inflamasi yang terjadi di jaringan paru. Radang ini bisa disebabkan oleh beberapa mikroorganisme seperti virus, bakteri, ataupun jamur. Selain pneumonia yang berat bisa disebabkan oleh virus Sars CoV 2 penyebab COVID-19, pneumonia dengan derajat berat juga bisa disebabkan oleh bakteri pneumokokus.
Erlina menjelaskan, gejala dari pneumonia akibat bakteri ini menyebabkan radang dan menimbulkan batuk. Batuk yang diderita oleh seorang yang mengalami pneumonia karena bakteri biasanya batuk berdahak, dengan dahak yang kental dan berwarna kehijauan atau kekuningan.
"Apabila dahak tersebut tidak dapat dikeluarkan akan menyebabkan sesak pada penderitanya," katanya.