REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Fachri Radjab, mengatakan, siklon tropis paddy yang tumbuh di Samudra Hindia saat ini sudah punah.
"Update pagi ini, siklon tropis paddy sudah punah," kata Fachri yang dihubungi dari Jakarta, Rabu (24/11).
Sebelumnya, BMKG melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning (TCWC) melaporkan bibit siklon tropis 90S tumbuh menjadi siklon tropis paddy pada Senin (22/11) siang. Pada Selasa (23/11) pagi siklon paddy terpantau di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah bertekanan 995 hPa dengan kekuatan 40 knot (75 km/jam) bergerak ke barat menjauhi wilayah Indonesia.
Dampak tidak langsung bagi cuaca di Indonesia yaitu hujan sedang hingga lebat 24 jam ke depan di Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur. Seperti diketahui, pada Selasa (23/11) sejumlah wilayah di DKI Jakarta dan sekitarnya dilanda angin kencang hingga menyebabkan pohon tumbang seperti di wilayah Tanah Abang Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.
"Angin kencang ini dampak tidak langsung dari siklon tropis paddy," ujar Fachri.
Tercatat kecepatan angin berkisar antara 28-46 km/jam di beberapa wilayah seperti Cengkareng, Kemayoran, dan Tanjung Priok. Siklon tropis merupakan sistem tekanan rendah dengan masa hidup rata-rata berkisar antara tiga hingga 18 hari. Karena energi siklon tropis didapat dari lautan hangat, siklon tropis melemah atau punah ketika bergerak dan memasuki wilayah perairan yang dingin atau memasuki daratan.