REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat kecamatan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terdampak banjir dengan tinggi muka air 10 hingga 90 sentimeter. Sebanyak 300 unit rumah terendam genangan dan tidak ada laporan korban jiwa akibat peristiwa tersebut.
"Banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi pada Kamis (25/11). Curah hujan menyebabkan debit Sungai Cikeruh meluap, yang terpantau pada pukul 19.00 waktu setempat," kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari melalui keterangan tertulisnya, Jumat (26/11).
Ia menambahkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung menyebutkan sebanyak enam desa atau kelurahan terdampak banjir yang tersebar di empat kecamatan. Yaitu di Desa Cileunyi Wetan di Kecamatan Cileunyi; Desa Bojongsoang dan Desa Tegalluar di Kecamatan Bojongsoang; Kelurahan Andir di Kecamatan Baleendah; dan Desa Dayeuhkolot dan Desa Citeureup di Kecamatan Dayeuhkolot.
Muhari mengutip data yang dikeluarkan oleh Pusdalops BNPB pada Jumat (26/11) yang melaporkan sebanyak 1.198 jiwa terdampak banjir dan 47 jiwa mengungsi. Rinciannya, sebanyak 25 jiwa mengungsi di shelter PMI Kecamatan Dayeuhkolot, 11 jiwa di Kantor BPBD Bandung, Kecamatan Baleendah, dan 11 jiwa di Mushola Al-Hidayah Kecamatan Cileunyi.
"Dari pendataan sementara, banjir juga menyebabkan kerugian meteril berupa satu unit sekolah SDN Bojongasih terdampak," katanya.
Muhari menambahkan, Kabupaten Bandung merupakan wilayah yang kerap terlanda banjir. Dilihat dari inaRISK, wilayah ini merupakan salah satu kawasan dengan potensi banjir dengan kategori sedang hingga tinggi, di antaranya keempat kecamatan yang mengalami banjir.
BNPB mengimbau masyarakat tetap waspada dan siaga serta dapat menggunakan aplikasi Info BMKG untuk mengetahui prakiraan curah hujan hingga tingkat kecamatan. "Masyarakat yang tinggal di daerah rendah sekitar aliran sungai untuk lebih waspada, terlebih apabila terjadi hujan di wilayah hulu," kata dia.