Sabtu 27 Nov 2021 07:49 WIB

Yuks Intip 'Demo Flight' Taksi Terbang Ehang 216 di Bali

Ehang 216 saat ini masih menunggu izin regulasi untuk bisa resmi terbang komersial.

Red: Agus Yulianto
 Taksi drone EH216 yang dibuat oleh perusahaan taksi udara tanpa pilot Tiongkok Ehang terbang ke acara kementerian transportasi untuk menguji layanan taksi udara tak berawak.
Foto: EPA-EFE/YONHAP
Taksi drone EH216 yang dibuat oleh perusahaan taksi udara tanpa pilot Tiongkok Ehang terbang ke acara kementerian transportasi untuk menguji layanan taksi udara tak berawak.

REPUBLIKA.CO.ID, Taksi terbang EHang 216 yang merupakan kendaraan udara otonom dengan kapasitas dua orang penumpang resmi melakukan demo flight di kawasan udara Kabupaten Klungkung, Bali.

"EHang 216 ini kami harapkan dapat menjadi pionir inovasi serta implementasi kota pintar berbasis digital dan juga menjadi solusi mobilitas yang efisien dengan harga yang terjangkau," ujar Presiden Direktur Prestige Image Motocars Rudy Salim, Jumat (26/11).

Dia mengatakan, EHang 216 nantinya dapat menempuh daerah terpencil dan dapat menjadi solusi akses jalur darat sehingga dapat meningkatkan produktivitas serta mendukung kesehatan di Indonesia karena aman dari polusi.

"Taksi terbang EHang 216 ini nantinya bisa mengantar penumpang di area perkotaan dengan memanfaatkan jaringan internet dan dikendalikan oleh pilot di darat," katanya.

Dalam satu kali pengisian baterai, EHang 216 memiliki kemampuan terbang sejauh 30 kilometer dan mampu mengangkat beban maksimal 220 kilogram dengan kecepatan maksimal 130 km per jam dengan menggunakan tenaga listrik.

Ehang 216 yang saat ini masih menunggu izin regulasi untuk bisa resmi terbang komersial di Indonesia tersebut memiliki lebar 5,6 meter, dan tinggi 1,7 meter dan termasuk salah satu kategori Autonomous Aerial Vehicle (AAV), vertical take-off and landing (VTOL).

Rudy Salim menjelaskan, EHang 216 dengan 16 baling-balingnya memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan telah dicoba terbang di lebih dari 40 kota di delapan negara.

"Tingkat keselamatannya jauh lebih aman daripada helikopter konvensional karena mempunyai 16 baling-baling. Jika ada keadaan darurat yang pertama dilakukan adalah alert system jadi tidak akan terbang. Jika terjadi di udara bahkan apabila propeller tidak berfungsi sampai tiga sekalipun masih bisa terbang. Sistem keamanan lainnya yaitu EHang 216 dapat kembali ke titik asal dan mendarat sesegera mungkin," ungkapnya.

Untuk penerbangan sewa dengan penumpang, Rudy Salim mengatakan, bahwa pihaknya masih menunggu izin yang dikeluarkan oleh pihak-pihak terkait sebelum operasional resmi. "Begitu izinnya keluar langsung kami jalankan. Kembali lagi tergantung regulator, kami mengikuti regulasi yang ada. Yang kami ajak terbang pertama begitu izinnya keluar nanti tentunya Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo," ujarnya.

Sementara itu, Ketua IMI Bambang Soesatyo mengungkapkan, moda transportasi modern yaitu pesawat berpenumpang tanpa pilot diprediksi akan menjadi moda transportasi modern yang akan mengubah gaya hidup dan dapat menjadi lifestyle milenial dalam benerapa waktu mendatang.

"EHang 216 akan menjadi moda transportasi modern yang akan banyak membantu masyarakat Indonesia. Semoga dengan adanya teknologi ini dapat membantu dan menjadi sarana baru dalam membangkitkan pariwisata, penyelamatan medis, sektor logistik dan tentunya transportasi udara yang nyaman, aman, dan efektif," katanya.

Dia menambahkan, IMI memiliki visi misi untuk mendorong percepatan bahan bakar listrik dan percepatan elektrik yang juga digunakan oleh EHang 216. "Ini tantangan baru moda transportasi untuk pesawat berpenumpang tanpa pilot. Ini akan menjadi lifestyle anak muda dalam waktu mendatang dan saya yakin dan percaya visi dan misi kita sama dengan pemerintah dan akan mendapatkan dukungan dari pemerintah," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement