Jumat 03 Dec 2021 13:37 WIB

Mencintai Allah dengan Menghormati Orang Tua

Rasa cinta dan penghormatan pada orang tua merupakan bentuk kecintaan kepada Allah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Mencintai Allah dengan Menghormati Orang Tua. Sejumlah anak-anak berada di kawasan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Aceh, Rabu (10/11/2021). Masjid Raya Baiturrahman merupakan ikon Provinsi Aceh yang termasuk dalam salah satu masjid tertua dan termegah di Asia yang dibangun abad 16 pada masa Kerajaan Sultan Iskandar Muda yang menjadi objek wisata religi bagi wisatawan domestik dan mancanegara.
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Mencintai Allah dengan Menghormati Orang Tua. Sejumlah anak-anak berada di kawasan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Aceh, Rabu (10/11/2021). Masjid Raya Baiturrahman merupakan ikon Provinsi Aceh yang termasuk dalam salah satu masjid tertua dan termegah di Asia yang dibangun abad 16 pada masa Kerajaan Sultan Iskandar Muda yang menjadi objek wisata religi bagi wisatawan domestik dan mancanegara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu perintah Allah yang wajib dilaksanakan oleh seorang Muslim adalah birrul walidain, yang merupakan bagian dari etika seorang Muslim untuk berbakti kepada kedua orang tua. Ulama dan pemikir asal Turki Badiuzzaman Said Nursi mengatakan orang yang mencintai orang tua menunjukkan bahwa ia juga mencintai Allah SWT.

"Rasa cinta dan penghormatanmu kepada kedua orang tua merupakan bentuk kecintaan kepada Allah SWT," kata Nursi dikutip dari bukunya yang berjudul Tuntunan Generasi Muda terbitan Risalah Nur. 

Baca Juga

Menurut Nursi, Allah-lah yang menanamkan perasaan kasih sayang kepada keduanya sehingga mereka mau mengasuh dan mendidikmu dengan penuh kasih sayang dan bijaksana. "Bukti yang menunjukkan mencintai orang tua merupakan cinta karena Allah adalah mencintai dan menghormati keduanya melebihi sebelumnya, ketika mereka sudah tua saat di  mana tidak ada lagi faedah bagimu dari mereka," jelas Nursi.

"Engkau pun sangat menyayangi mereka  meskipun menyibukkan dan menyusahkanmu," imbuhnya.

Nursi menuturkan, seorang ayah biasanya tidak mau seseorang lebih unggul darinya kecuali anaknya. Pasalnya, seorang ayah tidak memiliki rasa dengki  terhadap anaknya yang  membuat sang anak tidak boleh menuntut hak kepada ayahnya. Karena pertengkaran muncul dari kedengkian dan persaingan antara dua orang, atau lahir dari kesalahan.

Sementara secara fitrah, seorang ayah terbebas dari keduanya. Jadi, anak tidak berhak menuntut ayahnya. Bahkan, jika ia melihat ayahnya berbuat kesalahan sekalipun, ia tetap tidak boleh melawan dan mendurhakainya. 

"Artinya, siapa yang durhaka kepada orang tuanya serta menyakiti mereka berarti ia manusia yang telah berubah menjadi binatang buas," ucap Nursi. 

Badiuzzaman Said Nursi adalah seorang cendekiawan muslim dan mutakallim yang dikenal sebagai tokoh pembaharu Islam yang berfikiran modern dan moderat. Badiuzzaman sendiri berarti Keajaiban Zaman. Gelar itu ditabalkan sejarah kepada Said Nursi sebayai ulama terkemuka dari Turki. Ia lahir pada 1878 dan wafat pada 23 Maret 1960 di Turki.  

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement