REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar saham domestik disebut memiliki prospek yang lebih cerah pada 2022. Perbaikan penanganan pandemi Covid-19 dan kondisi fundamental yang semakin kuat membuat pasar saham menawarkan peluang pertumbuhan yang baik di tahun depan.
"Kami memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada di level 7.600," kata Senior Portfolio Manager Equity MAMI, Samuel Kesuma, Selasa (7/12).
Samuel mengakui pergerakan bursa saham dua tahun terakhir tidak lepas dari sentimen pandemi Covid-19. Pada kuartal pertama 2020, bursa domestik jatuh bersamaan dengan bursa-bursa saham lainnya di Amerika Serikat (AS) ataupun Asia Pasifik dan dari sisi pemulihan.
Namun, situasi dan penanganan pandemi sempat membuat kinerja pasar saham tertinggal. Meski demikian, Indonesia sudah mulai mengejar ketertinggalan dibandingkan bursa-bursa saham negara lain. Selama penambahan jumlah kasus Covid-19 bisa ditekan, menurut Samuel, masih ada ruang bagi Indonesia untuk membuat kinerja positif.
Sejak Oktober 2021, Samuel menjelaskan, investor asing sudah masuk cukup agresif ke perusahaan Indonesia. Samuel optimistis arus masuk investor asing akan terus berlanjut hingga 2022 jika penambahan kasus Covid-19 masih rendah.
Di luar kasus Covid-19, Samuel mengatakan, peluang pertumbuhan di pasar saham cukup bagus seiring dengan kinerja keuangan emiten yang cemerlang. Tahun 2021, emiten bisa membukukan pertumbuhan cukup kuat sebesar 30 persen. Prospek pemulihan ekonomi yang lebih kuat dan resilien mendorong normalisasi pertumbuhan profitabilitas perusahaan ke level yang lebih sehat di tahun depan.
Selain itu, pertumbuhan pasar saham juga didukung oleh pertumbuhan e-economy yang cerah. E-economy mendorong tingginya minat investor terutama diidukung oleh potensi inklusi pada indeks saham global dan rencana IPO beberapa saham e-economy di 2022.