PKK Jateng Soroti Upaya Penurunan Stunting pada Rakerda
Red: Muhammad Fakhruddin
PKK Jateng Soroti Upaya Penurunan Stunting pada Rakerda (ilustrasi). | Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Jawa Tengah menyoroti upaya penurunan angka stuntingsebagai salah satu dari empat masalah, pada pelaksanaan Rapat Kerja Daerah PKK Jateng 2021.
"Keempat hal itu adalah peningkatan angka kematian ibu (AKI) hamil dan melahirkan, penanganan COVID-19, penurunan angka stunting, serta penguatan ekonomi masyarakat," kata Ketua Tim Penggerak PKK Jateng Siti Atikoh Ganjar Pranowo di Semarang, Kamis.
Ia mengungkapkan selama pandemi COVID-19, ada kecenderungan peningkatan AKI, dari 76,93 per 100.000 kelahiran hidup atau 417 kasus kematian pada 2019, menjadi 98,60 per 100.000 kelahiran hidup atau 530 kasus kematian pada 2020.
Menurut dia, jumlah tersebut masih jauh di bawah angka nasional, namun AKI tetap harus dicegah karena tidak ada alasan seorang wanita meregang nyawa untuk melahirkan sebab ada cara untuk menekan angka kematian ibu.
"Kebanyakan dari mereka, khususnya ibu hamil, tertular COVID-19 sebelum akhirnya meninggal sehingga saya menyambut baik saat ibu hamil bisa mendapatkan vaksin COVID-19 karena dengan begitu diharapkan dapat menekan kematian pada ibu hamil," ujarnya.
Dirinya menyadari jika hal tersebut membutuhkan sosialisasi, termasuk dari PKK agar ibu hamil tidak takut divaksinasi COVID-19.
Atikoh mengapresiasi kader PKK Jateng yang terus berkontribusi selama pandemi COVID-19 seperti menjadi bagian dari Program "Jogo Tonggo".
"Di tengah keterbatasan tatap muka, mereka juga terus melakukan upaya penguatan ekonomi masyarakat, termasuk pemberdayaan pekarangan, memantau tumbuh kembang bayi untuk pencegahan stunting, menyosialisasikan disiplin protokol kesehatan hingga menjaga kesehatan mental," katanya.