Manfaat Benalu Teh dan Benalu Mangga untuk Antihipertensi
Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Dosen Universitas Islam Malang (Unisma) mengadakan pelatihan dan FGD mengenai tanaman herbal di Malang. | Foto: Humas Unisma
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sejumlah dosen dari Universitas Islam Malang (Unisma) melakukan kajian mengenai ramuan kombinasi benalu teh dan benalu mangga. Ramuan ini dinilai bisa menjadi minuman antihipertensi sehingga bisa mencegah Covid-19.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Malang (Unisma), Nour Athiroh AS merupakan salah satu dosen yang sangat tertarik dengan herbal dan mampu menekuni hingga saat ini. Salah satu tanaman yang dikaji antara lain tanaman benalu teh dan benalu mangga.
Menurut Nour, tanaman benalu pada umumnya dikenal sebagai tanaman yang merugikan. Namun berdasarkan penelitiannya, tanaman benalu teh dan benalu mangga justru berpotensi menjadi obat. "Poin utamanya kedua tanaman ini mampu sebagai antihipertensi," kata dosen Prodi Biologi Unisma ini.
Untuk menyebarkan informasi manfaat tanaman benalu, Nour dan tim melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain 'Diseminasi Kombinasi Benalu Teh dan Benalu Mangga sebagai Minuman Kesehatan Antihipertensi untuk Pencegahan Covid-19' di UMKM Griya Jamu Siti Ara, Focus Group Discussion (FGD) dan pelatihan, serta seminar nasional.
Sosialisasi kegiatan dihadiri oleh kader penggerak PKK kota Batu dan wakil ketua PKK kota Batu dan dibuka oleh Wakil Rektor IV Unisma Istirochah Pujiwati. Kegiatan ini dapat dilakukan tidak lepas dari terpilihnya Unisma sebagai salah satu penerima bantuan Kemdikbud-ristek.
Pada pekan lalu, Unisma juga mengadakan Seminar Nasional secara daring dengan mengangkat tema “Bioprospeksi Herbal Pada Cardiovascular”. Acara ini dibuka langsung oleh Rektor Unisma dan dihadiri Wakil Rektor IV Unisma.
Selain itu, acara juga diikuti oleh mahasiswa berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Seperti dari Universitas BUMIGORA Mataram, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Poltekkes Kemenkes Kaltim, dan sebagainya.
Tema kegiatan ini diambil karena dilatarbelakangi adanya tren gaya hidup sehat back to nature (kembali ke alam). Tren ini menyebabkan masyarakat kembali memanfaatkan bahan alami termasuk pengobatan dengan tanaman herbal yang berkhasiat sebagai obat.
Upaya untuk menggali potensi tanaman herbal sudah banyak dilakukan oleh para ilmuwan terlebih lagi di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Pada sambutannya, Rektor Unisma, Prof Masykuri Bakri berharap, kegiatan-kegiatan ilmiah bisa melakukan satuan kajian strategis hasil penelitian maupun pengabdian masyarakat.
Hal ini tentu harus diikuti oleh peserta yang memiliki latar belakang keilmuan yang sama. Menurut Masykuri, Indonesia pada dasarnya mempunyai banyak bahan baku obat herbal.
Potensi ini menjadi tantangan bagi ahli-ahli biologi, farmasi, dan kedokteran di Indonesia. Mereka harus mampu menggali lagi manfaat dari berbagai macam tanaman di Indonesia.