Selasa 28 Dec 2021 18:14 WIB

Gubernur Erzaldi dan Ketua Dekranasda Babel 'Belajar' Hingga ke Tanah Datar

Sebagian besar Pengrajin Tenun Cual Bangka masih di dominasi oleh orang-orang tua.

Ketua Dekranasda Melati bersama tim masih berupaya menarik minat angkatan muda untuk terus menjaga kelangsungan produksi Kain Tenun Cual.
Foto: Pemkab Musi Banyuasin
Ketua Dekranasda Melati bersama tim masih berupaya menarik minat angkatan muda untuk terus menjaga kelangsungan produksi Kain Tenun Cual.

REPUBLIKA.CO.ID, TANAH DATAR -- Sebagian besar Pengrajin Tenun Cual Bangka masih di dominasi oleh orang-orang tua. Karenanya, Ketua Dekranasda Melati bersama tim masih berupaya menarik minat angkatan muda untuk terus menjaga kelangsungan produksi Kain Tenun Cual.

"Gambar penenun Sikek ini ada di uang Rp 5.000 lama," ungkap Awit Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tanah Datar, dalam siaran persnya.

Baca Juga

Tidak biasa, tampak pengrajin muda sedang menenun kain, mulai dari tamatan SMA hingga mahasiswa. Meski sering memproduksi kain untuk wanita, tapi pengrajin ini didominasi pengrajin pria.

Tenun Sikek dikenal sebagai tenun terbaik di Indonesia. Predikat ini menjadi salah satu aspek ketertarikan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman bersama sang istri Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Babel, Melati Erzaldi mengunjungi pengrajin Tenun Sikek di Nagari Pandai Sikek, Kecamatan Sepuluh Koto, Tanah Datar, Sumatera Barat, Senin (27/12).

"Pengrajin diregenerasi dengan baik. Anak muda usia produktif masih mau ikut melestarikan warisan leluhur ini. Bahkan, yang laki-laki juga tidak mau ketinggalan. Kalau di Babel kita masih punya tantangan untuk regenerasi pekerja," ungkap Gubernur Babel.

Awit menyampaikan bahwa, alat tenun terdapat di seluruh rumah penduduk. Sehingga, orang tua hingga anak-anak tidak asing dengan kegiatan menenun.

"Bisa menenun itu suatu kebanggan. Jadi banyak anak muda yang mau dan tidak malu melestarikan budaya Tenun Sikek," ungkap Awit.

Jika dibandingkan dengan pengrajin Tenun Sikek yang masih diproduksi oleh anak muda, pengrajin Tenun Cual Bangka masih di dominasi oleh orang-orang tua. Karenanya, Ketua Dekranasda Melati bersama tim masih berupaya menarik minat angkatan muda untuk terus menjaga kelangsungan produksi Kain Tenun Cual. Mengingat kain yang diproduksi anak muda akan lebih cepat selesai.

Kain Tenun Sikek ini dibuat dengan motif beragam dengan maknanya masing-masing. Jenis benang yang digunakan khas dan beragam yaitu, emas, perak, tembaga, dan tembaga rosegold. Ada dua bagian yang dibuat dalam satu set tenun. Bagian rok/bawahan dan selendang. Untuk mempercantik bagian selendang, biasanya ditambahkan dengan renda dari benang emas yang disulam.

Kemudian tenun yang dibuat, terbuat dari benang polos, sehingga motif yang dibuat tergantung dari kreativitas pengrajin. Untuk memproduksi kain Tenun Sakek dapat memakan waktu hingga berminggu-minggu.

Untuk mengembangkan industri ini, para stakeholder daerah berupaya untuk membagi peran sehingga, pengrajin tidak dibebankan untuk menjual kerajinan. Pengrajin hanya difokusikan untuk memproduksi kain yang kemudian akan dibeli oleh distributor. Hal ini akan memperlancar produksi dan pemasaran Tenun Sikek.

"Suatu kebanggan, seorang kepala daerah mau datang dan belajar dari sini. Harapan kami, melalui Pak Gubernur, kita bisa memperluas pasar dan saling berkolaborasi. Karena kalau tidak ada pasar pasti tidak ada produksi," ungkap Kabid Awit.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement