Shin Tae-yong dan Optimisme Tahun 2022
Red: Fernan Rahadi
Para pemain Timnas Indonesia berfoto bersama saat pertandingan leg kedua semifinal AFF Suzuki Cup 2020 antara Indonesia dan Singapura di Singapura, Sabtu, 25 Desember 2021. | Foto: AP/Suhaimi Abdullah
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Erik Hadi Saputra (Kaprodi Ilmu Komunikasi dan Direktur Kehumasan dan Urusan Internasional Universitas Amikom Yogyakarta)
Pembaca yang kreatif, pengalaman dan kematangan dalam menghadapi leg 1 final AFF Suzuki 2020, Rabu (29/12) malam ditunjukkan tim sepak bola Thailand dengan permainan yang kompak dan menyerang. Itu memang harus diakui. Sumber daya kemenangan lima kali selama kompetisi AFF membuat Thailand lebih percaya diri. Begitulah sebenarnya seseorang menjalani proses, pengalaman menjadi catatan berharga.
Namun di sisi lain kita juga harus bangga dengan usaha yang ditunjukkan timnas sepak bola Indonesia. Usia rata-rata 23 tahun bahkan yang termuda 19 tahun menjadi pengalaman dan sumber daya hebat di masa depan.
Perlu diketahui bahwa pertandingan tersebut adalah kekalahan pertama timnas selama AFF 2020. Kita melihat bagaimana kerennya perjuangan timnas ketika menghadapi empat pertandingan sebelumnya. Ketenangan dan terus bergerak, berlari, terjatuh dan bangun ditunjukkan para pemain.
Bahkan dalam pertandingan leg 1 final pun terlihat Asnawi dkk terus berupaya melakukan penyerangan. Terlepas belum ada yang menjadi gol, namun saya melihat kegigihan terus terpancar dalam permainan mereka.
Kembali lagi saya katakan, pengalaman bermain di final memang menjadi salah satu faktor yang menentukan. Optimisme itu harus selalu dibangun, dukungan itu tidak akan pernah berhenti. Timnas saat ini adalah investasi Indonesia ke depan.
Betapa banyaknya masyarakat Indonesia yang senang dengan pencapaian yang sudah dilakukan. Nonton bareng (nobar) dilakukan di mana-mana, mulai dari masjid, kafe, rumah, dan aula pertemuan. Rabu malam itu saya dijadwalkan memberikan penguatan motivasi untuk semua guru dan pegawai SMK Muhammadiyah 1 Bantul di Hotel D’Kaliurang. Namun dua hari sebelum acara saya dihubungi kembali oleh Ustaz Harimawan (Kepala SMK), meminta agar sesi motivasi dimajukan selepas zuhur atau ashar.
Dan ketika selesai mengisi di pukul 5 sore, sambil berjalan ke arah parkir kendaraan, terjawab alasan mengapa dimajukannya jadwal. Selain memang ada agenda asesmen, namun menonton pertandingan leg 1 final AFF menjadi alasannya. Saya pun merasa senang juga dikarenakan memang ingin Nobar di salah satu resto langganan di Sambisari.
Pembaca yang kreatif, betapa banyaknya orang senang dan memberikan dukungan pada setiap pertandingan yang dijalani timnas. Menang atau kalah adalah hal yang biasa dalam sepak bola. Walaupun terciptanya gol menjadi bukti kehebatan, namun saya ingin menekankan lihatlah bagaimana timnas ini berproses. Lihatlah bagaimana generasi muda Indonesia ini membuat decak kagum komentator luar negeri.
Ketika permainan tiki-taka yang ditunjukkan Asnawi Mangkualam dan Witan Sulaeman dalam leg 1 semifinal melawan Singapura, terlihat kecerdasan dan ketenangan mereka dalam permainan tim. Tidak ada kepanikan sama sekali. Tenang dan begitu yakinnya. Kita pun begitu bangga melihat kolaborasi itu.
Melihat apa yang sudah ditunjukkan oleh timnas, saya yakin dengan semakin banyaknya pertandingan dengan lawan-lawan yang berkualitas tinggi, maka timnas akan semakin naik levelnya. Pada posisi itu semua orang akan semakin banyak belajar.
Terima kasih kepada PSSI yang telah memilih Shin Tae-yong sebagai pelatih timnas Indonesia. Pengalaman hebat ketika Korea Selatan yang dilatihnya mengalahkan Jerman 2-0 dalam pertandingan Piala Dunia 2018 akan menjadi sesuatu yang berarti dalam menjalani banyak pertandingan.
Dukungan akan terus mengalir. Tetaplah tenang, senang, dan bahagia dalam setiap pertandingan. Semuanya tinggal menunggu momen yang pas. Optimisme tahun depan, kita akan terus lebih baik dan hebat. Sehat dan teruslah terinspirasi.
]