REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Pemain timnas Indonesia, Elkan Baggott akhirnya buka suara setelah dianggap melanggar protokol kesehatan Piala AFF 2020.
Ia mengakui meninggalkan area hotel tempat penggawa timnas Indonesia menginap untuk berbelanja di minimarket. Elkan menyebut dirinya mendapat izin dari ofisial timnas Indonesia.
"Saya ingin menjelaskan sesuatu untuk para fans. Kami tidak sadar melanggar aturan apapun. Ofisial tim kami berkata dan saya memegang pernyataan 'kamu diizinkan keluar hotel untuk mencari udara segar dan membeli kebutuhan dasar di toko 7/11'," kata Elkan melalui akun Instagram pribadinya.
Berdasarkan izin lisan dari ofisial itu, Elkan pun keluar hotel dan membeli kebutuhan pribadi tanpa merasa melanggar peraturan apapun.
"Kami sudah yakin untuk meninggalkan hotel dengan asumsi tidak melanggar sistem 'bubble' apapun. Lalu pemberitaan di media membuat kami seakan-akan bersalah sama sekali tidak terkait dengan hal ini," ujarnya.
Di satu sisi, Elkan menyampaikan apresiasi kepada rekan-rekan setimnya yang sudah berusaha keras saat berlaga di partai final kontra Thailand.
Sayangnya, Indonesia harus kembali pulang dengan status runner-up setelah kalah agregat 2-6 kontra Pasukan Gajah perang.
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong mengungkapkan aturan bubble yang diterapkan oleh pemerintah Singapura selama gelaran Piala AFF 2020 hanya omong kosong belaka. Pelatih asal Korea Selatan itu mengungkapkan, di hotel penginapan masih banyak orang luar masuk bahkan menggelar pesta.
Timnas Indonesia harus kehilangan empat pemain - yaitu Elkan Baggott, Victor Igbonefo, Rizky Dwi, dan Rizky Ridho - di leg kedua final Piala AFF 2020 melawan Thailand, Sabtu (1/1) malam WIB, karena disebut melanggar aturan bubble dan baru dikabarkan pada pagi hari di hari H pertandingan.
"Memang sumpek di kamar terus, jadi diizinkan keluar sebentar," kata Shin dalam konferensi pers virtual setelah pertandingan, Sabtu (1/1)
Terungkap bahwa pelanggaran gelembung yang dilakukan oleh keempat pemain itu adalah pada 15 Desember dan Indonesia telah dikenakan sanksi denda. Setelah itu keempat pemain tidak mendapat larangan bermain di final leg pertama, tapi tiba-tiba dilarang bermain di final leg kedua.
"Kita sudah dikasih sanksi setelah itu, dan tidak masalah," kata dia. "Tapi masalahnya banyak orang juga di lantai yang sama tempat pemain menginap. Banyak orang luar yang masuk dan di akhir pekan pun ada orang-orang yang mabuk karena ada party. Jadi sangat berisik dan mengganggu kami untuk istirahat," ungkap Shin.
Shin berharap ada perbaikan ke depannya untuk masalah seperti ini agar seluruh tim bisa fokus menghadapi setiap pertandingan yang ada. Sebelumnya, Shin juga telah mengeluhkan menu makanan yang disajikan oleh pihak penyelenggara karena dinilai tidak bergizi.