Pelaku Pengeroyokan di Yogyakarta Beri Pengakuan ke Polisi
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Pelaku pengeroyokan ditangkap (ilustrasi). | Foto: Antara
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pelaku pengeroyokan yang diamankan oleh Kepolisian Sektor (Polsek) Danurejan, Kota Yogyakarta, mengaku membawa senjata tajam (sajam). Pelaku tersebut sudah berstatus tersangka dengan inisial ZS (18).
ZS yang merupakan warga Kabupaten Bantul dan lulusan SMA tersebut mengaku sebagai pengemudi joki motor. Ia bersama rombongannya yang menggunakan sepeda motor awalnya berencana menuju ke tempat adik dari tersangka utama yang ada di Keparakan, Yogyakarta.
"Rencana mau ke salah satu tempat adik tersangka utama (masih dalam buruan polisi-Red), di Keparakan lokasinya. Adiknya dipukuli dan mau cari pelakunya," kata ZS dalam rilis kasus tindak pidana pengeroyokan yang digelar di Polsek Danurejan, Kota Yogyakarta, Senin (3/1).
ZS menyebut, ia tidak sering membawa senjata tajam. Namun, saat terjadinya pengeroyokan terhadap salah satu pemuda pada Sabtu (1/1) lalu, ia mengaku membawa senjata tajam.
"Tidak sering bawa senjata, (waktu terjadi pengeroyokan) bawa senjata," ujarnya.
Sementara itu, Kapolsek Danurejan, Kota Yogyakarta, Kompol Wiwik Hari Tulasmi belum dapat merilis adanya senjata tajam yang digunakan tersangka. Saat terjadinya pengeroyokan, tersangka saat itu dikabarkan bersama lima orang lainnya yang di rombongan pelaku.
"Rombongan pelaku ada sekitar enam orang menggunakan tiga sepeda motor. Ada barang bukti scoopy warna merah hitam. Masih kami dalami (kemungkinan adanya senjata tajam)," kata Wiwik.
Wiwik menjelaskan, rombongan pelaku berada dalam pengaruh minuman keras saat terjadinya pengeroyokan. Penangkapan pelaku sendiri didasarkan atas rekaman CCTV dan pengakuan korban. "Proses penangkapan dan penyelidikan dibantu rekaman CCTV," jelas Wiwik.
Wiwik mengatakan, kejadian pengeroyokan tersebut berawal saat korban berpapasan dengan rombongan pelaku dan nyaris tabrakan di Jalan Gajah Mada. Dari rombongan pelaku, keluar kata-kata kotor, sehingga korban pun berhenti dan melihat rombongan pelaku. "Rombongan pelaku ada yang teriak ngopo (kenapa), lalu dijawab oleh rombongan korban la ngopo (ya apa)," ujarnya.
Setelah sempat adu mulut, rombongan korban lari ke arah utara yakni di Jalan Hayam Wuruk dan dikejar oleh rombongan pelaku. Sesampainya di Perempatan Numani atau Perempatan Lempuyangan, korban dilempar batu dan mengenai bagian belakang tubuh korban.
"Kemudian rombongan korban berbelok, masuk Kampung Macanan masih dikejar. Rombongan pelaku sampai TK ABA dipepet dan salah satu pelaku lempar batu, kena punggung bagian kiri dan punggung bagian bawah, selanjutnya rombongan korban tancap gas ke arah timur," ujar Wiwik.
Rombongan korban pun langsung balik arah dan dibawa ke Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Pihaknya masih terus melakukan pendalaman terkait kasus pengeroyokan ini.
Selain itu, pihaknya masih melakukan pencarian terhadap satu orang yang merupakan pelempar batu. "DPO (daftar pencarian orang) ada satu orang," ujar Wiwik.