PTM 100 Persen di Yogyakarta Diminta Kedepankan Kehati-hatian
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Siswa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) sebelum tes Swab antigen di SD Negeri Samirono, Yogyakarta, Kamis (21/10). | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen mengedepankan kehati-hatian. Hal ini mengingat masih dalam kondisi pandemi Covid-19, terlebih saat ini varian Omicron sudah terdeteksi di Indonesia.
Meskipun begitu, penambahan kasus positif Covid-19 hingga saat ini masih landai dan terus menunjukkan penurunan. Bahkan, per harinya secara keseluruhan di kabupaten/kota se-DIY hanya dilaporkan tambahan kasus positif baru di bawah 10 kasus.
Pelaksanaan PTM 100 persen sendiri dilakukan secara bertahap di Kota Yogyakarta. Menuju PTM secara penuh, pihaknya memulai dengan kapasitas dua per tiga atau sekitar 70 persen dari total kapasitas sekolah.
"Terus terang kita harus berhati-hati karena pandemi masih belum berakhir, meskipun kasus Covid-19 di Yogyakarta terus turun dan pertumbuhan kasus rendah. Maka PTM 100 persen dilakukan bertahap," kata Heroe yang juga Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Yogyakarta tersebut, Senin (3/1).
Dengan kapasitas 70 persen, maka jumlah pelajar yang mengikuti PTM ditingkatkan dari sebelumnya. Otomatis, kata Heroe, pengawasan dan monitoring saat berlangsungnya PTM juga harus ditingkatkan.
"Termasuk juga penambahan fasilitas yang memadai dan mencoba mengenali kondisi di lapangan sebelum PTM 100 persen betul-betul diterapkan," ujar Heroe.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori mengatakan, PTM dengan kapasitas dua pertiga ini diberlakukan dari jenjang SD, SMP dan SMA di Kota Yogyakarta. Sedangkan, untuk jenjang taman kanak-kanak (TK) belum direncanakan untuk menggelar PTM 100 persen dan hingga saat ini masih dibahas lebih lanjut.
Pemberlakuan sistem itu sendiri juga masih dalam tahap uji coba dan sudah direncanakan akan berjalan selama dua pekan. Dari sisi waktu pembelajaran, kata Budi, juga sudah ditingkatkan menjadi enam jam maksimal dari yang sebelumnya hanya tiga jam.
"Ini baru uji coba menuju 100 persen PTM, kami akan evaluasi selama dua minggu. Jika selama dua minggu berjalan bagus, maka kami tingkatkan PTM menjadi seratus persen," ujar Budi.