Lurah dan Camat Dilatih Pemutakhiran Data Warga Miskin
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Pendataan Warga Miskin (ilustrasi) | Foto: Republika
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Sosial Kota Surabaya menyosialisasikan inovasi pemutakhiran data masyarakat berpenghasilan rendah penerima bantuan kepada camat dan lurah. Kepala Dinsos Kota Surabaya, Anna Fajriatin mengatakan, sosialisasi tersebut berkaitan dengan pengisian dan verifikasi data melalui laman website resmi Pemkot Surabaya.
Nantinya para camat dan lurah membantu melakukan sosialisasi pengisian data kepada perangkat kampung setempat. "Kami melakukan sosialisasi terkait website SI-MBR, nanti para perangkat kampung seperti RT, RW bisa melakukan verifikasi terhadap data MBR warga Kota Surabaya," kata Anna di Surabaya, Rabu (5/1).
Dijelaskan, hal ini dilakukan karena masih ada penerima bantuan yang telah meninggal atau berpindah rumah, namun masih tercantum sebagai penerima bantuan. Itu terjadi karena data tersebut tidak mengalami perubahan. RT-RW kemudian mendapat kesempatan untuk mengetahui kondisi warganya dan melakukan update data, serta verifikasi data.
"Nanti kalau ada warga yang sudah mampu, maka dilakukan verifikasi bahwa dia sudah mampu dan tidak mendapat bantuan. Lalu kalau ada warga yang membutuhkan, maka bisa diajukan," ujarnya.
Ia pun memberikan waktu selama empat hari untuk melakukan pemutakhiran data. Setelah itu, data akan dicetak dan ditempelkan di setiap Balai RW berdasarkan data penerima bantuan manfaat warga setempat.
Selanjutkan, pihaknya kembali memberikan kesempatan kepada RT, RW, LPMK, pendamping PKH (Program Keluarga Harapan), dan BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) untuk memastikan data itu. Kemudian, data tersebut akan diserahkan kepada Dinsos Surabaya.
"Apabila ada nama usulan baru, maka akan langsung kami survei, lalu akan kita cetak dan tempel lagi ke balai RW. Kalau data sesuai, maka akan diusulkan pemerintah daerah kepada Kemensos," kata dia.
Ia menyatakan, setiap bulannya data tersebut akan terus berubah atau dinamis. Pemutakhiran data dilakukan agar data lama yang mungkin sudah tidak menerima bantuan, tidak muncul kembali.
Dijelaskan, jumlah masyarakat berpenghasilan rendah di Surabaya sebanyak 1.010.000 juta jiwa. Meningkat akibat banyak yang terdampak pandemi Covid-19. Ia menyatakan, layak atau tidaknya penerima bantuan diukur berdasarkan nenerapa kategori, karena intervensi yang diberikan akan berbeda-beda.