Harga Sejumlah Bahan Pokok di Yogyakarta Mulai Turun
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Warga berbelanja sembako di los Pasar Beringharjo, Yogyakarta (ilustrasi). | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Harga sejumlah bahan pokok di pasar tradisional di Januari 2022 ini mulai mengalami penurunan. Penurunan ini terjadi setelah harga bahan pokok mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada akhir tahun lalu.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Yogyakarta menyebut, pada awal tahun 2022 ini penurunan bahan pokok terjadi di beberapa komoditas berdasarkan pantauan yang dilakukan di pasar-pasar tradisional. Salah satunya telur ayam yang turun menjadi Rp 25 ribu per kilogram dari yang sebelumnya Rp 30 ribu per kilogram.
"Sebagian beberapa sudah mulai turun, secara signifikan penurunan dialami oleh komoditas pada telur ayam," kata Kepala Bidang Ketersediaan Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan, Disperindag Kota Yogyakarta, Riswanti.
Selain itu, penurunan harga bahan pokok ini juga terjadi pada komoditas cabai rawit merah. Berdasarkan hasil pantauan di Pasar Beringharjo, katanya, penurunan komoditas ini sudah mencapai Rp 45 ribu per kilogram dari yang sebelumnya naik Rp 85 ribu hingga Rp 100 ribu per kilogram.
Fluktuasi harga pada komoditas cabai rawit merah ini dikarenakan faktor cuaca dan faktor distribusi yang dilakukan oleh pedagang. Cabai yang masuk ke Kota Yogyakarta sendiri, kata Riswanti, ada yang berasal dari Kabupaten Kulonprogo.
"Cabai dari kabupaten ini memang berkualitas bagus dan rata-rata tengkulak yang memenangkan lelang berasal dari Jakarta. Mau tidak mau, harga di Yogyakarta pun ikut harga hasil lelang," ujarnya.
Meskipun pada beberapa komoditas sudah mengalami penurunan, namun masih ada beberapa yang mengalami kenaikan. Seperti komoditas gula pasir, namun kenaikannya tidak signifikan.
Riswanti menjelaskan, harga gula pasir mengalami sedikit kenaikan dari yang semula Rp 12.500 per kilogram menjadi Rp 13 ribu per kilogram. Hingga saat ini, kenaikan pada komoditas gula pasir ini masih terus dipantau.
Tidak hanya itu, lanjutnya, komoditas minyak goreng juga masih belum stabil penurunannya. Pihaknya masih menunggu distribusi yang lebih banyak untuk minyak goreng kemasan sederhana atau kemasan bantal satu liter.
"Saat ini harga minyak goreng curah di pasar tradisional rata-rata masih bertahan Rp 18 ribu per kilogram. Hal ini juga masih kita pantau sampai saat ini," jelas Riswanti.
Melalui pemantauan yang dilakukan secara rutin, diharapkan dapat menekan kenaikan harga bahan pokok yang terjadi secara signifikan. Dengan begitu, harga bahan pokok dapat kembali normal terutama di Kota Yogyakarta.
Riswanti juga menekankan agar warga tidak perlu khawatir dengan ketersediaan bahan pokok. Ia menyebut, ketersediaan bahan pokok di Kota Yogyakarta masih aman.
"Warga tak perlu khawatir karena stok aman. Untuk ketersediaan atau stok tidak ada masalah sampai awal tahun ini," katanya menambahkan.
Sementara itu, pedagang pasar tradisional juga berharap agar harga bahan pokok kembali normal. Salah satunya pedagang di Pasar Beringharjo, Joko yang juga menyebut masih terjadi kenaikan harga di beberapa komoditas.
"Kita juga kebingungan menghadapi pelanggan yang kadang tidak percaya adanya kenaikan harga," kata Joko.