Sabtu 08 Jan 2022 11:08 WIB

Bahaya Anak Terlalu Sering Lihat Konten Spirit Doll

Konten spirit doll beredar luas di media sosial dan dapat terlihat oleh anak.

Spirit doll alias boneka arwah dikenal sebagai luk thep di Thailand. Belakangan, banyak konten media sosial yang memperlihatkan orang merawat spirit doll layaknya anak sungguhan.
Foto: EPA
Spirit doll alias boneka arwah dikenal sebagai luk thep di Thailand. Belakangan, banyak konten media sosial yang memperlihatkan orang merawat spirit doll layaknya anak sungguhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Kasandra Putranto mengingatkan bahaya anak terlalu banyak melihat konten spirit doll di media sosial. Ia mengatakan, anak dapat mempercayai keyakinan yang salah dan bertentangan dengan kenyataan akibatnya.

Pasalnya, konten-konten yang beredar di media sosial belakangan ini kerap menampilkan orang-orang yang memperlakukan spirit doll seperti makhluk hidup. Kasandra menjelaskan bahwa otak anak belum berkembang penuh.

Baca Juga

"Anak-anak cenderung untuk mempercayai apapun yang dilihat baik secara online ataupun langsung," ujar Kasandra saat dihubungi Antara, ditulis Sabtu.

Meski demikian, menurut Kasandra, menonton tayangan spirit doll tidak serta merta mengembangkan delusi pada anak. Delusi merupakan gangguan psikotik.

"Karena menjadi psikotik itu harus ada faktor genetik, pola asuh, dan tekanan atau trauma," jelas psikolog alumnus Universitas Indonesia tersebut.

Oleh karena itu, orang tua berperan penting untuk mengawasi anak saat menonton konten apapun, termasuk konten spirit doll, di media manapun agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Saat ini, spirit doll sedang sangat populer karena banyak artis atau figur publik yang memilikinya.

Biasanya, spirit doll berbentuk bayi dan para pemilik merawatnya layaknya anak sendiri. Menurut Kasandra, banyaknya orang dewasa yang memiliki spirit doll juga dapat disebabkan karena mereka memiliki kebutuhan untuk memelihara atau merawat orang lain.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement