Sebagian Masyarakat Belum Bisa Akses Minyak Goreng Subsidi
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Pekerja mengemas minyak goreng curah. Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) akan menyediakan 1,2 miliar liter minyak goreng untuk masyarakat dengan harga jual Rp14 ribu per liter di tingkat konsumen di seluruh Indonesia selama enam bulan ke depan | Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan akan mendistribusikan minyak goreng subsidi yang dibanderol Rp 14 ribu per liternya. Distribusi minyak goreng subsidi ini dimaksudkan untuk menstabilkan harga di pasaran yang saat ini masih tinggi.
Di mana saat ini harga minyak goreng di pasaran berkisar Rp 19 ribu hingga Rp 24 ribu. Padahal normalnya sekitar Rp 13 ribu. Namun demikian, banyak masyarakat yang belum mendapatkan akses membeli minyak goreng subsidi tersebut.
Diyah (42) salah satunya. Perempuan yang berjualan nasi di Jalan Gayung Kebonsari Timur, Gayungan, Surabaya tersebut, mengaku hingga kini belum dapat akses membeli minyak goreng bersubsidi. "Harganya kalau dua liter itu Rp 38 ribu. Gak ada itu minyak goreng yang harga Rp 14 ribu," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (12/1).
Diyah menyatakan, biasanya ketika harga tinggi, pemerintah menggelar operasi pasar di Balai Kelurahan. Namun, kata dia, hingga saat ini belum ada operasi pasar minyak goreng di kelurahannya, sehingga belum bisa mengakses minyak goreng subsidi yang dijanjikan pemerintah.
"Biasanya ada operasi pasar kalau pagi-pagi di kelurahan. Itu pun harus cepet-cepetan biar kebagian. Tapi ini belum ada," kata dia.
Marlina (37) juga menyatakan belum bisa mengakses minyak goreng bersubsidi yang dipasarkan dengan harga Rp 14 ribu tersebut. Pemilik warung kopi yang biasanya juga berjualan gorengan tersebut mengaku, untuk membeli minyak goreng biasanya berbelanja di Pasar Jambangan dengan harga Rp 19 ribu per liter.
"Gak ada sekarang minyak goreng yang harganya Rp 14 ribu. Biasanya saya beli Rp 19 ribu di pasar," kata dia.
Disinggung mengenai operasi pasar yang dijannikan pemerintah untuk menstabilkan harga, Lina mengaku hingga saat ini tidak ada operasi pasar yang digelar di kelurahan tempat tinggalnya. Warga Gayungan, Surabaya itu pun berharap pemerintah bisa segera menggelar operasi pasar agar bisa mengkses minyak goreng dengan harga murah.
"Minyak goreng itu biasanya harganya Rp 13 ribu. Ini sekarang Rp 19 ribu. Itu pun yang biasa. Kalau yang bagus lebih mahal lagi. Gula pasir juga sekarang naik jadi Rp 14 ribu. Biasanya kan Rp 11 ribuan," ujarnya.