Banyumas Luncurkan Aplikasi Pengelolaan Sampah Jeknyong
Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Sepeda motor roda tiga yang digunakan menjemputv sampah yang telah dipilah masyarakat di wilayah Banyumas. | Foto: Idealisa Masyrafina
REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, meluncurkan aplikasi Jeknyong untuk mengatasi masalah sampah di wilayah Banyumas, khususnya daerah perkotaan. Aplikasi ini mengintegrasikan layanan daur ulang sampah, ojek reguler, wisata, dan jual beli produk UMKM.
Dalam peluncurannya, fitur Ide Baru Memilah Sampah (IBMS) merupakan fitur pertama yang dapat digunakan. Sebagai armadanya, digunakan motor roda tiga untuk menjemput sampah yang dipilah masyarakat.
Menurut Bupati Banyumas, Achmad Husein, aplikasi ini akan membantu pemilahan dan pengumpulan sampah dari hulu, yakni dari rumah tangga. Proses yang dimulai dari hulu ini diperkirakan dapat membantu menghemat pengeluaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang kini telah dihemat sebesar 75 persen.
"Kami ingin solusi yang permanen, dari hulu atau dari masyarakat, kita pilah sampah dengan imbalan memadai. Dari hilir saja kita kira-kira bisa menghemat 75 persen pengeluaran APBD," ujar Bupati Banyumas dalam acara peluncuran Jeknyong, di kompleks kantor bupati, Rabu (12/1).
Bupati berharap, dengan adanya pemilahan sampah melalui aplikasi ini, masyarakat dapat membantu target Pemda untuk menjadikan Banyumas bebas sampah di 2022. "Dengan Jeknyong diharapkan masyrakat bisa semangat memilah sampah, dan di 2021 kita targetkan tidak ada lagi sampah di TPA sementara, semua diproses dengan baik," katanya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi upaya Pemkab Banyumas dalam pengelolaan sampah menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) ini. Menurutnya konsep jemput bola dari Jeknyong ini tepat digunakan dalam pengolahan sampah.
Warga yang memilah sampah, kemudian ada BUMD yang menjemput dan memfasilitasi. "Valuenya sampah terpilah terus kemudian bisa diolah dan dapat uang, ini jadi satu unit bisnis baru yang bisa dikelola, pola yang cukup bagus," kata Ganjar.
Dalam peluncuran aplikasi ini Gubernur Jateng menyerahkan sekantong besar sampah botol plastik yang kemudian ditimbang oleh petugas Jeknyong yang dipanggil melalui aplikasi. Kemudian petugas Jeknyong membayar Ganjar sejumlah Rp 1.500 untuk satu kilogram sampah botol plastik yang diberikan ke petugas Jeknyong.
Bagaimana cara menggunakan Jeknyong? Aplikasi Jeknyong Banyumas dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Banyumas Investama Jaya (BIJ) dan dapat diunduh di Google Playstore.
Direktur PT Banyumas Investama Jaya (BIJ), Aditya S Pramono menjelaskan, untuk menggunakan layanan ini, masyarakat dapat memilah jenis-jenis sampah anorganik sebelum diberikan ke petugas Jeknyong.
"Aplikasi ini mengambil semua sampah anorganik yang ada di sampah rumah tangga. Ada 17 macam sampah plastik yang nanti di lapangan kelompok kami akan bantu pilah," jelas Aditya.
Beberapa jenis sampah yang diterima antara lain PET botol, plastik hitam, plastik putih, botol kaca, barang bekas terbuat dari kuningan, tembaga, dan lainnya. Selain itu, plastik yang tidak memiliki nilai jual seperti sampah permen juga akan dibantu diangkut oleh petugas Jeknyong.
Bahkan berbagai macam barang bekas juga akan diberi harga yang sesuai. Aditya menambahkan, pihaknya berharap masyarakat Banyumas pro aktif dalam menggunakan aplikasi ini sehingga bisa mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah.
"Jadi bukan hanya nilai uangnya, supaya warga di Banyumas peduli dengan sampah masing-masing, jadi ada perubahan perilaku yang berdampak pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan," ujar Aditya.