REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Lokawisata Baturraden kembali dipadati oleh pengunjung pada libur Tahun Baru 2022. Musim libur Natal dan Tahun Baru menjadi periode penting membangkitkan kembali pariwisata yang sempat tutup selama pandemi.
Menurut Kepala UPT Lokawisata Baturraden, Kusmantono, jumlah ini masih jauh jika dibandingkan sebelum pandemi. Pada Tahun Baru 2020, jumlah pengunjung yang datang melebihi 11 ribu orang.
"Sekarang (pukul 11.00 WIB) yang datang sudah 2177 orang, tanggal 25 Desember 1681 orang dan tanggal 26 mencapai 3019 orang," ujar Kusmantono kepada Republika, Sabtu (1/1).
Menurut Kusmantono, jumlah tersebut masih jauh di bawah periode libur lebaran yakni sebanyak 22.411 orang selama H1 hingga H+7 Lebaran. Sedangkan puncak pengunjung pada libur Lebaran yakni H+3 yang mencapai 6.472 orang.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas Asis Kusumandani menambahkan bahwa selama pandemi, pengunjung lokawisata Baturraden hanya pengunjung lokal. Sebelumnya, lokawisata Baturraden sudah sangat terkenal ke berbagai wilayah hingga banyak pengunjung yang berasal dari Jabodetabek.
"Karena kan Banyumas ini strategis, dengan jalur kereta 5-6 jam, jalan tol 6-7 jam. Warga Jabodetabek mau ke puncak macetnya lebih lama, lebih baik ke Purwokerto," ujar Asis.
Dengan luas 16,8 hektar dan daerah yang terjamah 5 hektar, lokawisata Baturraden dapat menampung kapasitas 25 ribu orang. Pemkab Banyumas membatasi pengunjung maksimal 7.500 per hari. Namun, hingga hari tahun baru, jumlah pengunjung belum mendekati angka tersebut.
Untuk protokol kesehatan, selain mewajibkan scan aplikasi Peduli Lindungi, masyarakat juga terus diingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan selama berkunjung ke lokawisata. Menurut Asis, ada sekitar 50 papan dan spanduk himbauan yang mengingatkan masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan.
Selain itu, tes swab secara acak juga diberlakukan. Menurut Asis selama musim Libur Natal dan Tahun Baru, semua yang dites swab acak mendapatkan hasil negatif.
Sebelumnya pun terdapat vaksinasi mobile dari Dinas Kesehatan. Akan tetapi pada Tahun Baru sudah tidak ada karena cakupan vaksinasi warga Banyumas telah mencapai lebih dari 80 persen.
"Penduduk banyumas sudah 80 persen dan lebih banyak percepatan vaksinasi di desa dan puskesmas. Makanya yang di GOR karena sudah jarang yang vaksinasi jadi ditutup," tutur Asis.
Asis berharap kondisi ini akan terus membaik. Apalagi ini berpengaruh pada ekonomi masyarakat yang bergantung pada tempat wisata. Saat ini terdapat sekitar 381 pelaku usaha mikro di dalam lokawisata, 146 di sekitar lokawisata Baturraden dan 127 hotel yang bergantung pada keberlangsungan lokawisata.
Makanya, pihaknya juga terus mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan selama berkunjung.
"Saya lihat banyak oangtua yang rewel nyuruh anak-anaknya pakai masker. Karena papan imbauan kami bernada provokatif untuk mengingatkan masyarakat: 'kalau anda tidak prokes berarti mendukung pariwisata ditutup'," ujar Asis.