REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya resmi memulai (kick off) pelaksanaan vaksinasi Covid-19 kepada anak usia 6-11 tahun, Rabu (12/1/2022). Ditargetkan, cakupan vaksinasi kepada anak di Kota Tasikmalaya dapat mencapai 100 persen pada akhir bulan ini.
Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf, mengatakan, vaksinasi Covid-19 penting diberikan kepada anak. Sebab, anak-anak merupakan salah satu kelompok masyarakat yang rentan terpapar Covid-19. Apalagi, saat ini anak-anak sudah menjalani pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.
"Nah kalau mereka ini terpapar Covid-19, membawanya ke rumah, bisa menularkan orang yang ada di rumah, termasuk kakek-neneknya," kata dia, usai meninjau pelaksanaan vaksinasi anak di Ballroom Graha Asia Plaza, Rabu.
Ia menjelaskan, meski vaksinasi kepada anak usia 6-11 tahun baru secara resmi dimulai, pelaksanaannya sudah berjalan sejak beberapa hari yang lalu. Menurut dia, sejak pekan lalu setiap puskesmas telah membuka layanan vaksinasi kepada anak. TNI dan Polri juga telah menggelar vaksinasi kepada anak. "Hanya saja baru hari ini diresmikan. Mulai hari ini sudah serentak. Semua puskesmas turun ke sekolah-sekolah," kata dia.
Yusuf menyebutkan, di Kota Tasikmalaya terdapat sekitar 70 ribu anak berusia 6-11 tahun. Ia menargetkan, pelaksanaan vaksinasi kepada anak dapat selesai pada akhir Januari.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, mengatakan, awalnya pelaksanaan vaksinasi kepada anak ditargetkan dapat selesai pada pertengahan 2022. Namun, dengan adanya arahan pelaksanaan vaksinasi kepada anak harus selesai akhir bulan ini, pihaknya akan melakukan percepatan. "Mudah-mudahan bisa tercapai akhir bulan," kata dia.
Ia menjelaskan, awalnya pelaksanaan vaksinasi kepada anak ditargetkan selesai dalam enam bulan didasari oleh beberapa pertimbangan. Pertama, pihaknya perlu melakukan sosialisasi ke sekolah, guru dan orang tua. Kedua, pelaksanaan skrining terkait riwayat kesehatan anak rencana awalnya dilakukan secara terpisah.
"Karena anak itu sulit apabila ditanya di lokasi terkait riwayat kesehatannya. Mangkanya, kemarin kami rencanakan skrining dilakukan dengan orang tua mengisi form sebelum vaksin. Setelah itu dianalisis oleh nakes untuk menentukan layak atau tidaknya," kata dia.
Namun, setelah dikaji ulang, Uus mengatakan, metode skrining seperti itu dianggap terlalu lama memakan waktu. Alhasil, aras arahan Wali Kota, proses vaksinasi kepada anak diperkenankan langsung didampingi orang tua, sehingga pelaksanaannya dapat lebih efisien waktunya. "Tim KIPI juga sudah setuju. Yang penting bisa cepat selesai dan aman," kata dia.
Uus optimistis, target cakupan vaksinasi dapat terpenuhi. Sebab, anak-anak lebih mudah diintervensi untuk melaksanakan vaksinasi. Petugas tak perlu lagi memobilisasi anak untuk vaksinasi, hanya tinggal datang ke sekolah.
Ia menambahkan, sejauh ini orang tua dan anak cukup antusias untuk melaksanakan vaksinasi. Itu terlihat dari data cakupan vaksinasi dosis pertama kepada anak.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya per 12 Januari, cakupan vaksinasi dosis pertama kepada anak telah mencapai 4,76 persen. Dari total sasaran sebanyak 69.455 orang, 3.305 orang di antaranya telah menjalani vaksinasi dosis pertama.
Salah seorang ibu yang mengantarkan anaknnya untuk divaksin, Wati (40) mengaku senang saat ini putranya, Mahesa (6), sudah divaksin. Ia meyakini, vaksin dapat membuat anaknya lebih minimalisir penularan Covid-19 kepada anaknya."Anak saya juga antusias. Bahkan, dia sendiri yang ingin divaksin. Padahal masih TK," kata dia.
Sementara itu, Mahesa mengaku tak merasakan apa-apa saati disuntik vaksin. Setelah disuntik, ia pun tak merasakan gejala apa-apa."Gak sakit disuntuk. Gak terasa apa-apa," kata dia.