Jumat 14 Jan 2022 22:28 WIB

Dua Pesta Menghebohkan Downing Street Sebelum Pemakaman Pangeran Philip

Pesta disebut dilengkapi minuman alkohol dan musik keras di tengah pembatasan Covid.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
 Halaman depan surat kabar Inggris di London, Inggris, 13 Januari 2022. Media Inggris telah bereaksi terhadap permintaan maaf Perdana Menteri Inggris Boris Johnson di parlemen menyusul tuduhan pesta penguncian di mana ia dikatakan telah menghadiri pesta kebun di Downing Street selama penguncian pada bulan Mei 2020. Banyak Anggota Parlemen meminta Perdana Menteri untuk mengundurkan diri.
Foto: EPA-EFE/Andy Rain
Halaman depan surat kabar Inggris di London, Inggris, 13 Januari 2022. Media Inggris telah bereaksi terhadap permintaan maaf Perdana Menteri Inggris Boris Johnson di parlemen menyusul tuduhan pesta penguncian di mana ia dikatakan telah menghadiri pesta kebun di Downing Street selama penguncian pada bulan Mei 2020. Banyak Anggota Parlemen meminta Perdana Menteri untuk mengundurkan diri.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dua staf meninggalkan pesta yang digelar di Downing Street pada malam sebelum pemakaman Pangeran Philip pada April tahun lalu. Pesta yang dilengkapi dengan minuman alkohol dan musik yang keras itu berlangsung ketika pemerintah Inggris memberlakukan pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Saksi mata mengatakan kepada Daily Telegraph, total sekitar 30 orang ikut berpartisipasi dalam acara pesta di Downing Street. Menurut seorang saksi, seorang anggota staf pergi ke convenience store, Co-op on the Strand, dengan berjalan kaki dan membawa koper. Staf tersebut kembali ke Downing Street dengan koper yang berisi beberapa botol wine.

Baca Juga

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tidak berada di Downing Street malam itu. Ketika itu, Inggris berada dalam tahap kedua pelonggaran penguncian secara bertahap. Pemerintah menetapkan aturan bahwa, enam orang atau dua keluarga dapat bertemu di luar ruangan. Sementara pertemuan di dalam ruangan masih dibatasi.

Perhelatan pesta tersebut akan menambah tekanan pada Johnson yang menghadapi seruan untuk mengundurkan diri, termasuk dari beberapa anggota parlemennya sendiri.

Sebelumnya Johnson mengakui bahwa, dia telah berpartisipasi dalam sebuah pesta kebun di Downing Street atau juga dikenal dengan No.10 pada Mei 2020, atau berteparan pada penguncian tahap pertama. Johnson telah meminta maaf atas tindakannya tersebut.

Laporan pergelaran pesta di Downing Street disambut dengan kemarahan di seluruh spektrum politik. Sebagian besar anggota parlemen menyerukan agar Johnson segera lengser. Pemimpin Demokrat Liberal, Sir Ed Davey, mengatakan, ketika Ratu Elizabeth II sedang berduka, Downing Street malah menggelar pesta. Davey mendesak Johnson untuk mundur dari jabatannya.

“Ratu yang duduk sendirian, berduka atas kehilangan suaminya, Sementara dia berduka, Nomor 10 berpesta.  Johnson harus segera lengser," kata Davey, dilansir The Guardian, Jumat (14/1).

Fran Hall, dari kelompok Keluarga Korban Covid-19 untuk Keadilan menuding Johnson telah berbohong. Pesta yang digelar di Downing Street di tengah pembatasan sosial merupakan penghinaan bagi masyarakat.

“Jika tetangga Anda berperilaku seperti ini, Anda akan merasa jijik.  Bagi orang-orang yang menjalankan negara untuk melakukannya dan kemudian berbohong tentang hal itu, menunjukkan penghinaan bagi masyarakat umum," ujar Hall.

Seorang anggota parlemen dari Partai Konservatif yang mendukung Johnson, Andrew Bridgen, telah menyerahkan surat tidak percaya kepada perdana menteri. Bridgen meminta Johnson untuk meninggalkan kantornya dalam waktu tiga bulan.

Pesta di Downing Street yang digelar pada April lalu, merupakan pesta perpisahan juru bicara resmi perdana menteri, James Slack. Slack sekarang adalah wakil editor di surat kabar The Sun.

Pesta lainnya yang digelar di ruangan terpisah di Downing Street adalah pesta perpisahan untuk salah satu fotografer pribadi Johnson. Saksi mata mengatakan kepada Telegraph bahwa, acara perpisahan fotografer itu berlangsung di area basement No.10, dengan musik yang diputar cukup keras.

Kedua pesta itu kemudian pindah ke luar ruangan sekitar tengah malam. Mereka lanjut berpesta dengan minuman alkohol  hingga dini hari.  Saat berada di taman, seorang tamu undangan merusak ayunan milik bayi laki-laki Johnson, Wilfred.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement