REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 10 kali gempa susulan terjadi di Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara hingga Sabtu (22/1), sore. Gempa magnitudo 6,0 terjadi di Kepulauan Talaud, Sabtu pagi dan menyebabkan sejumlah bangunan rusak.
"Hingga pukul 15.30 WIB hasil pemantauan BMKG telah terjadi gempa susulan sebanyak 10 kali, dengan magnitudo terkecil 3,4 dan terbesar 4,8 serta gempa susulan yang dirasakan satu kali," ujar Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Sabtu.
Daryono mengatakan, wilayah Kepulauan Talaud merupakan kawasan rawan gempa. Wilayah itu telah diguncang delapan gempa merusak sepanjang sejarahnya.
Gempa pada Sabtu pagi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi/patahan batuan dalam Lempeng Laut Maluku dengan mekanisme kombinasi pergerakan naik-mendatar (oblique thrust). Selain itu, dampak guncangan gempa di Melonguane, Kepulauan Talaud, mencapai skala intensitas IV MMI yang dirasakan oleh orang banyak, gerabah pecah, jendela/pintu berderik, dan dinding berbunyi.
Gempa ini menimbulkan kerusakan ringan pada beberapa rumah warga, sebuah tempat ibadah, dan melukai seorang pekerja bangunan. Gempa ini tidak berpotensi tsunami karena hiposenternya relatif dalam, dengan magnitudo di bawah ambang batas rata-rata pembangkit tsunami.
"Seluruh peralatan tide gauge milik BIG di sekitar pusat gempa seperti di Melonguane, Ulu Siau, tidak mencatat adanya kenaikan muka air laut," ujar dia.
Gempa terjadi pada Sabtu pukul 09.26.16 WIB. Episenter gempa terletak di laut pada jarak 34 km arah selatan Kota Melonguane, Kepulauan Talaud, dengan kedalaman 37 km.