Antisipasi Omicron, Ganjar: Aktifkan Kontrol PTM dan Percepat Vaksinasi
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Antisipasi Omicron, Ganjar: Aktifkan Kontrol PTM dan Percepat Vaksinasi (ilustrasi). | Foto: Pixabay
REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Varian Omicron terdeteksi di daerahnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta masyarakat kembali mengaktifkan Jogo Tonggo dalam mengendalikan kasus Covid-19.
Selain itu, gubernur juga meminta pihak terkait untuk meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan pendidikan tatap muka (PTM) penuh di sekolah dan meminta program vaksinasi terus diakselerasi di masyarakat.
“Kita, terus memantau perkembangan kasus Covid-19 varian Omicron, dan uji sampel Whole genome Sequencing (WGS) juga terus dilakukan,” ungkapnya, di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (25/1).
Menurutnya, uji sampel WGS diupayakan untuk memantau sejauh mana perkembangan dan penyebaran varian baru Covid-19 tersebut.
Kendati begitu, gubernur meminta masyarakat tidak panik, namun tetap belajar dari pengalaman kenaikan kasus yang sangat cepat di sejumlah negara di Eropa.
Maka yang dibutuhkan dari masyarakat saat ini adalah disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes). “Tetap biasakan memaki masker, taat prokes –insya Allah-- dari beberapa pengalaman kan lebih bahaya varian Delta. Jadi kita nggak boleh lengah soal prokes,” jelasnya.
Dari data statistik, keganasan Covid-19 varian Omicron tidak menyamai varian Delta. namun ia meminta masyarakat melihat varian Omicron ini sebagai peringatan untuk tetap patuh dan disiplin dalam menjalankan prokes.
Masyarakat nggak perlu panik, tapi ini juga saling mengingatkan kepada yang lain. Jogo tonggo-nya jalankan lagi, peringatan untuk pakai masker jalan lagi serta disiplin dalam melaksanakan prokes lainnya.
Sejalan dengan itu, Ganjar juga meningkatkan pengawasan. Salah satunya mengontrol pelaksanaan PTM penuh yang sedang berjalan.
Maka ia meminta kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) untuk mengingatkan Satgas Covid-19 di sekolah agar benar- benar optimal dalam melakukan pengawasan di lingkungannya.
Percepatan vaksinnasi juga terus digeber prioritasnya adalah anak- anak usia 6 -11 tahun, para lansia dan orang dengan komorbid. Vaksinasi dilakukan sebagai langkah pencegahan setelah upaya patuh proses dikerjakan.
“Vaksin segera dipercepat --wabil khusus-- kepada lansia, termasuk mereka yang harus diboosting. Kita amankan dulu mereka yang kelompok rentan, sehingga kita harapkan ini bisa mencegah,” tandasnya.