Pamekasan Antisipasi Kekeringan Melalui Pembangunan Embung

Red: Muhammad Fakhruddin

Pamekasan Antisipasi Kekeringan Melalui Pembangunan Embung (ilustrasi).
Pamekasan Antisipasi Kekeringan Melalui Pembangunan Embung (ilustrasi). | Foto: Antara/Anis Efizudin

REPUBLIKA.CO.ID,PAMEKASAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Jawa Timur, mengantisipasi kekeringan melalui pembangunan embung di lahan seluas lima hektare lebih di Kecamatan Proppo.

Menurut Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, selain untuk mengantisipasi kekeringan, pembangunan embung itu juga untuk dijadikan objek wisata. "Pemkab Pamekasan telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas terkait hal ini, sekaligus melaporkan perkembangan pembangunannya dalam rapat koordinasi kemarin," kata bupati, Rabu (26/1/2022).

Ia menjelaskan, pembangunan embung di Kecamatan Propponner lokasinya di Desa Sameran, sekitar tujuh kilometer ke arah barat Kota Pamekasan. Bupati menjelaskan, dalam pertemuan itu, BBWS menyetujui rencana pengembangan embung di Desa Samiran, Kecamatan Proppo.

Embung itu tidak hanya untuk menampung air guna mengairi lahan pertanian warga, tetapi juga didesain agar bisa menjadi objek wisata. Dengan demikian nilai ekonomi keberadaan empung tersebut bukan hanya bagi petani, tetapi juga bagi pelaku usaha ekonomi mikro di sekitar lokasi embung.

Baca Juga

Menurut bupati, embung itu merupakan satu dari 19 titik embung yang akan dibangun dalam rangka memenuhi pemenuhan kebutuhan air warga saat kemarau. "Melalui pembangunan embung ini, maka kebutuhan air untuk lahan pertanian di Pamekasan bisa terpenuhi," katanya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan mencatat sebanyak 73 desa di Kabupaten Pamekasan rawan mengalami kekeringan saat kemarau, sehingga produksi hasil pertanian tanaman pangan warga saat kemarau menurun. Jenis kekeringan yang terjadi meliputi kekeringan kritis dan kekeringan langka.

Kekeringan kritis merupakan jenis kekeringan yang terjadi di dusun dalam mencari air bersih jarak yang ditempuh lebih dari tiga kilometer. Sedangkan yang dimaksud dengan kering langka, jarak yang ditempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat sekitar 500 meter hingga tiga kilometer.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Bangun 79 Sumur Bor, BMH Jatim Bantu Atasi Kekeringan

Kemarau Melanda, Arab Saudi Gelar Sholat Istisqa

Ini Persiapan Pemprov DKI Hadapi La Nina dan Banjir

Wakaf Sumur untuk Warga Desa Bengke Direalisasikan

Kekeringan Ancam Pasokan Air dan Makanan di Kenya

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark