Kasus Mulai Naik, Masyarakat Diminta Lebih Berhati-Hati
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kasus Mulai Naik, Masyarakat Diminta Lebih Berhati-Hati (ilustrasi). | Foto: www.freepik.com
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di DIY dalam beberapa hari terakhir mulai menunjukkan peningkatan di atas 20 kasus yang dilaporkan per hari. Masyarakat pun diminta untuk lebih berhati-hati dan waspada.
Terlebih, di DIY baru-baru ini ditemukan empat kasus probable Omicron. Meskipun belum dipastikan empat kasus tersebut positif Omicron, namun Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji meminta agar masyarakat tidak lengah dengan kemungkinan penularan Omicron.
"Kemarin kita indikasikan ada (probable Omicron), tapi hasilnya belum keluar. Ini termasuk menjadi perhatian kita untuk lebih berhati-hati karena kalau betul itu Omicron penularannya lebih cepat," kata Aji di Gedung DPRD DIY, Yogyakarta, Rabu (26/1/2022).
Satgas Penanganan Covid-19 DIY melaporkan tambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 23 kasus pada 26 Januari ini. 23 kasus baru ini tersebar di Kabupaten Sleman sebanyak 10 kasus, sembilan kasus di Kota Yogyakarta, dua kasus di Kabupaten Bantul dan dua kasus lainnya di Kabupaten Kulon Progo.
Secara kumulatif, total kasus positif di DIY sudah menyentuh angka 157.187 kasus. Sedangkan, positive rate harian Covid-19 saat ini tercatat di angka 0,34 persen.
Sementara itu, Kepala Dinkes DIY, Pembayun Setyaningastutie mengatakan, empat kasus yang dikatakan probable Omicron itu karena merupakan hasil pemeriksaan PCR melalui metode S Gene Target Failure (SGTF). SGTF sendiri merupakan salah satu deteksi awal varian Omicron.
"SGTF adalah salah satu sarana pemeriksaan sebelum dilakukan WGS, karena WGS membutuhkan waktu yang lebih lama," kata Pembayun.
Dengan begitu, empat kasus tersebut belum dapat dikatakan positif Omicron. Pasalnya, untuk menentukan kasus tersebut terpapar dari varian Omicron atau tidak, harus memerlukan pemeriksaan lebih lanjut melalui Whole Genome Sequencing (WGS).
Hingga saat ini, sudah ada 37 sampel WGS di DIY dalam proses pemeriksaan. Sampel-sampel tersebut diperiksa di laboratorium FKKMK UGM dan BBTKLPP Yogyakarta.
"Jadi, dalam standarnya kalau tes WGS belum keluar hasilnya. Maka tidak boleh di-statement-kan bahwa itu positif Omicron, sekalipun SGTF-nya berbunyi probable positif (Omicron). Tapi kalau hasil WGS belum ada, kita tidak bisa bilang itu Omicron," ujar Pembayun.
Empat kasus probable Omicron itu juga merupakan hasil SGTF yang sampelnya diperiksa oleh BBTKLPP Yogyakarta. Hingga saat ini, pihaknya masih menunggu hasil WGS dari empat kasus tersebut untuk meyakinkan apakah kasus tersebut positif Omicron atau tidak.
"Kalau SGTF itu kan melihat protein dari sampel. Begitu masuk pemeriksaan WGS, baru bisa ditentukan bahwa protein yang ada itu adalah protein dari Omicron atau bukan," jelasnya.