Kamis 27 Jan 2022 07:28 WIB

Roket SpaceX Elon Musk akan Menabrak Bulan

Roket itu diperkirakan akan menabrak permukaan Bulan pada 4 Maret 2022.

Rep: antariksa/ Red: Partner
.
Foto: network /antariksa
.

Ilustrasi roket yang dikirim NASA untuk menghantam bulan beberapa waktu lalu.
Ilustrasi roket yang dikirim NASA untuk menghantam bulan beberapa waktu lalu.

ANTARIKSA -- Para ahli mulai menghitung mundur untuk roket SpaceX yang diperkirakan akan menabrak Bulan pada Maret 2022 ini. Sebuah roket milik perusahaan Elon Musk itu diluncurkan tujuh tahun lalu dan ditinggalkan begitu saja di luar angkasa setelah menyelesaikan misinya.

Roket itu digunakan pada 2015 untuk mengorbit satelit NASA yang disebut Deep Space Climate Observatory. Sejak itu, roket tahap kedua, atau //booster//, telah melayang dalam apa yang disebut ahli matematika sebagai orbit kacau.

Astronom Bill Gray mengatakan kepada AFP pada Rabu, 26 Januari 2022, dirinya telah menghitung jalur tabrakan baru antara sampah antariksa dengan Bulan. Sampah SpaceX melewati jalur yang cukup dekat dengan Bulan pada bulan Januari. "Pertemuan yang mengubah orbitnya," kata Gray dikutip oleh Phys.org, Kamis, 22 Januari 2022.

Dia berada di belakang Project Pluto, perangkat lunak yang memungkinkan untuk menghitung lintasan asteroid dan hal-hal lain di luar angkasa dan digunakan dalam program observasi luar angkasa yang dibiayai NASA. Sepekan setelah roket mendesing mendekati Bulan, Gray mendeteksinya lagi dan menyimpulkan dia benar-benar akan menabrak bulan pada 4 Maret.

Roket SpaceX yang membawa satelit cuaca NASA diluncurkan pada Februari 2015 dari Cape Canaveral, Florida. 
Roket SpaceX yang membawa satelit cuaca NASA diluncurkan pada Februari 2015 dari Cape Canaveral, Florida.

Gray menghimbau komunitas astronom bergabung dengannya dalam mengamati booster itu. Si roket cukup terang dan mudah dideteksi, sehingga kesimpulan Gray telah dikonfirmasi. Waktu yang tepat dan tempat tumbukan mungkin sedikit berubah dari perkiraannya, tetapi ada kesepakatan luas bahwa akan ada tabrakan di Bulan pada hari itu.

"Saya telah melacak sampah semacam ini selama sekitar 15 tahun. Dan ini adalah dampak bulan pertama yang tidak disengaja yang kami alami," kata Gray kepada AFP.

Dampak tabrakan benda seberat empat ton itu di Bulan tidak akan terlihat dari Bumi secara real time. Tapi itu akan meninggalkan kawah yang dapat diamati para ilmuwan, seperti dengan Lunar Reconnaissance Orbiter NASA atau satelit Chandrayaan-2 India. Dengan demikian, bisa belajar lebih banyak tentang geologi Bulan.

Untuk diketahui, pesawat ruang angkasa pernah sengaja ditabrakan ke Bulan sebelumnya. Namun, hal itu untuk tujuan ilmiah. Gray menduga akan ada lebih banyak tabrakan yang tidak disengaja ke Bulan di masa depan. Sebab, program luar angkasa AS dan China selalu meninggalkan lebih banyak sampah di orbit.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement