Disetiap lingkungan komplek perumahan atau di perkampungan selalu ada lahan Fasiitas Sosial (Fasos) dan Fasilitas Umum (Fasum). Kebanyakan lahan ini tak terurus karena biasanya warga saling mengandalkan satu sama lain, akhirnya menjadi lahan tidur terbengkalai bahkan menjadi sarang berbagai binatang melata yang tidak diinginkan oleh warga.
Warga di lingkungan RW-12 Perumahan Depok Maharaja, Kota Depok Jawa Barat berfikir keras bagaimana agar lahan fasos dan fasum yang selama ini terkesan tak terurus akan dijadikan sebuah ruang yang produktif, ramah lingkungan, dan yang sering dicari di zaman now yaitu instagramable.
Maka beberapa orang yang tertarik pada tanaman dan lingkungan berkumpul dan membentuk kelompok tani yang diberi nama Paguyuban Gerakan Pertanian (Pagertani), kemudaian sepakat untuk mengubah lahan terlantar tersebut menjadi kebun hidroponik. Lahan seluas 311 m2 akan dijadikan kebun sayur hidroponik untuk menanam berbagai sayuran.
Dilahan yang terletak ditengah-tengah perumahan tersebut akan disiapkan sekitar 3.000 lubang tanam untuk budidaya sayuran secara hidroponik, secara perlahan saat ini sudah siap sekitar 500 lubang tanam jelas ketua RW setempat Kadarisman. Dengan jumlah tersebut maka keberadaan urban farming bisa untuk ketahanan pangan lingkungan, bahkan secara ekonomi bisa menjadi sumber pendapatan untuk kesejahteraan warga. Kami bercita-cita menjadi RW yang berdaya, bisa menggerakkan ekonomi dilingkungan untuk kesejahteraan warga, imbuhnya.
Tety Nurbaeti salah satu tokoh dilingkungan tersebut menekankan bahwa keberadaan urban farming dilingkungannya sangat penting demi kebersihan, penghijauan, dan yang lebih penting lagi untuk ketahanan pangan lingkungan. Slamet Riyanto