Ahad 30 Jan 2022 19:19 WIB

Covid-19 Meningkat, Wali Kota Depok Pastikan Ketersediaan Tabung Oksigen

Pemkot telah bekerjasama dengan perusahaan pemasok tabung oksigen

Rep: rusdy nurdiansyah/ Red: Hiru Muhammad
Petugas Damkar menyemprotkan cairan disinfektan di ruang pelayanan Pengadilan Negeri Depok, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Sebanyak 20 orang yang terdiri dari hakim dan pegawai Pengadilan Negeri Kota Depok terkonfirmasi positif COVID-19 dan layanan sementara ditutup selama sepekan untuk sterilisasi.
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Petugas Damkar menyemprotkan cairan disinfektan di ruang pelayanan Pengadilan Negeri Depok, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Sebanyak 20 orang yang terdiri dari hakim dan pegawai Pengadilan Negeri Kota Depok terkonfirmasi positif COVID-19 dan layanan sementara ditutup selama sepekan untuk sterilisasi.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok melaporkan terjadi peningkatan penyebaran kasus Covid-19 di Kota Depok. Data harian kasus Covid-19 per Jumat 28 Januari 2022 mencapai 617 kasus dan per Sabtu 29 Januari 2022, kasus sebanyak 534 orang. Tentu hal tersebut berdampak pada ketersediaan tabung oksigen atau O2. 

Namun, Wali Kota Depok, Mohammad Idris memastikan ketersediaan tabung oksigen (O2) masih aman. "Meski, saat ini kasus Covid-19 di Kota Depok terus mengalami lonjakan setiap harinya tapi ketersediaan tabung oksigen Insya Allah masih aman. Kita punya tabung-tabung untuk pengambilan langsung yang dioperasikan ke RSUD Depok khususnya. Kita juga sudah kerja sama paten dengan beberapa perusahaan untuk pengisian tabung-tabung oksigen bagi rumah sakit-rumah sakit di Kota Depok," ujar Idris dalam siaran pers yang diterima Republika, Ahad (30/1).

Baca Juga

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok ini menjelaskan, lonjakan kasus yang terjadi saat ini membuat tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) bagi pasien Covid-19 juga mengalami peningkatan.

"BOR bagi pasien Covid-19 di Kota Depok untuk ruang isolasi sudah terisi sebanyak 18 persen lebih. Sedangkan BOR untuk ruang ICU sekitar 4,55 persen," terang Idris.

Lanjut Idris, Jakarta naik, aglomerasi naik, Kota Depok sangat berbatasan langsung dengan Jakarta. "Per 28 Januari itu yang mengagetkan sepanjang masa pandemi paling tinggi ada 617 kasus per satu hari. Padahal di akhir Desember 2021, kasus aktif di Kota Depok hanya 24 orang. Kemudian, pasca Nataru terus meningkat," tuturnya.

Menurut Idris, pihaknya sedang menyiapkan skema tempat isolasi terpusat (isoter) berbasis masyarakat atau RW untuk pasien isolasi mandiri. Persiapan isoter berbasis RW tersebut lantaran Covid-19 varian Omicron memiliki gejala yang ringan, bahkan warga dapat terkena tanpa disertai gejala.

"Ketika kondisi rumah masyarakat tersebut (yang terkena Covid-19), tidak sesuai dengan kapasitas atau untuk melakukan isolasi, maka kami pindahkan ke isolasi terpusat yang ada di tingkat kota. Kami sedang menjalin kerja sama kembali dengan Makara UI dan Pusat Studi Jepang UI," jelasnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement