Potensi Bahaya Diperluas, Kegempaan Merapi Masih Tinggi
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Warga menyaksikan kubah lava sisi barat daya Gunung Merapi dari Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta, Ahad (9/1/2022). Menurut data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta berdasarkan analisis morfologi volume kubah lava sisi barat daya sebesar 1.670.000 meter kubik dan kubah lava tengah sebesar 3.007.000 meter kubik. | Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Geologi Kementerian ESDM telah melakukan pemutakhiran rekomendasi terkait potensi bahaya dari Gunung Merapi. Pada periode pengamatan 21-27 Januari 2022, intensitas kegempaan Merapi tercatat masih cukup tinggi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida melaporkan, secara visual cuaca di sekitar Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari. Sedangkan, siang hari hingga sore hari berkabut.
"Pada pekan ini teramati dua kali awan panas guguran ke arah barat daya, hulu Sungai Bebeng dengan jarak luncur 2.000-2.500 meter," kata Hanik. Guguran lava teramati sebanyak 30 kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter.
Tidak teramati ada perubahan morfologi yang signifikan baik dari kubah lava barat daya maupun kubah tengah. Volume kubah lava barat daya 1.670.000 meter kubik dan kubah tengah 3.007.000 meter kubik.
Terkait kegempaan, pekan ini Merapi mencatat dua kali gempa awan panas guguran, lima kali gempa vulkanik dangkal, 41 kali gempa fase banyak. Lalu 795 kali gempa guguran, 35 kali gempa hembusan dan enam kali gempa tektonik.
Intensitas kegempaan pekan ini masih cukup tinggi. Deformasi yang dipantau dengan EDM pekan ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,2 centimeter per hari. Pekan ini, terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 99 milimeter per jam selama 225 menit.
Terjadi di Pos PGM Kaliurang pada 21 Januari 2022 dan dilaporkan terdapat penambahan aliran di Sungai Boyong. Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental, maka disimpulkan kalau aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
Status aktivitas Merapi masih ditetapkan dalam tingkat siaga. "Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Sungai Krasak, dan Sungai Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer," ujar Hanik.
Dari sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer. Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak Merapi.
BPPTKG meminta Pemkab Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten melakukan upaya-upaya mitigasi menghadapi ancaman bahaya erupsi Merapi yang terjadi kini. Mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi, mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan seputar Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, status aktivitas Merapi akan segera ditinjau kembali.