Tim Startup Beribahasa UMY Diskusi Bersama Sandi Uno
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Salah satu tim startup Beribahasa UMY saat berfoto bersama Menparekraf Sandiaga Uno. | Foto: Dokumen.
REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Pemulihan ekonomi Indonesia menjadi satu agenda mendesak yang perlu segera direalisasikan. Ditambah lagi kehadiran pandemi Covid-19 yang menimpa Indonesia maupun dunia, banyak usaha-usaha kecil dan menengah ikut terimbas.
Mewujudkan pemulihan itu, startup Beribahasa karya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ikuti berdiskusi bersama Menparekraf. Dilakukan dalam kick off Muhammadiyah Center for Entrepreneurship and Business Incubator (MCEBI) dan Klinik Bisnis.
Salah satu studentpreneur dari UMY berkesempatan untuk diskusi dengan Sandiaga Uno. Indi Dwi Luthfitriani bersama tim Beribahasa sebelumnya meraih penghargaan Best Business Growth Plan dari Unilever Entrepreneurship Bootcamp Muda Maslahat.
Mereka menjelaskan Beribahasa (www.beribahasa.com) sebagai platform pembelajaran bahasa asing secara daring. Mempertemukan murid dan tutor tanpa terhalang jarak, dengan waktu fleksibel, dan kurikulum sesuai kebutuhan, serta harga terjangkau.
Dalam program kolaborasi MCEBI dan Kemenparekraf ini, Ketua MCEBI, Dr Endang Rudiatin mengatakan, acara ini jadi arena berbagi pengalaman. Antara wirausaha mahasiswa dengan Sandiaga Uno sebagai birokrat sekaligus wirausahawan sukses.
"Klinik Bisnis ini menjadi kolaborasi berkelanjutan antara MCEBI dengan Sandiaga Uno sebagai Menteri Parekraf yang juga seorang pengusaha dalam program pemulihan ekonomi lewat pengelolaan SDM yang bertanggung jawab," kata Endang, Rabu (2/2).
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Abdul Mu'ti, menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan MCEBI di Rumah Dinas Menparekraf. Yang mana, menandakan kolaborasi ini serius dikerjakan, tidak mengenal hari libur.
"Kehormatan bagi kami telah dipercaya sebagai mitra pengembangan kewirausahaan mahasiswa dan berharap program ini menjadi bagian penting untuk meningkatkan kompetensi dan integritas sebagai entrepreneur yang dibutuhkan negara ini," ujar Mu'ti.
Ia menambahkan, andil mahasiswa dalam peningkatan perekonomian nasional harus diimbangi mental kompetensi. Menumbuhkan kreativitas di kalangan mahasiswa dan bersinergi membangun industri kreatif yang benar-benar berdaulat di Indonesia.