BOYANESIA -- Belum lama ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta praktisi teknologi informasi (IT) asal Gresik, Ainun Najib untuk pulang dari Singapura. Jokowi berharap para kiai Nahdlatul Ulama (NU) membujuknya untuk berkontribusi di Indonesia.
Dalam pidatonya, Jokowi mengaku bertemu dengan Ainun Najib sekitar setahun yang lalu. Menurut dia, Ainun Najib merupakan orang NU yang sudah lama bekerja di Singapura dan mendapatkan gaji yang sangat tinggi.
Menurut Jokowi, Aninun Najib terus harus bisa diberi gaji yang tinggi jika diajak pulang ke Indonesia. Namun, jika para kiai NU yang memintanya untuk pulang, Ainun Najib pasti mau digaji dengan berapapun.
“Ini tugasnya nanti Pak Kiai. Kalau beliau yang ngendiko (berbicara), digaji berapapun, bismillah pasti mau," kata Jokowi saat berpidato dalam acara Pengukuhan Pengurus Besar dan Harlah ke-96 PBNU di Balikpapan, Senin (31/1) lalu.
Lalu siapakah sosok Ainun Najib ini sebenarnya? Dilansir dari berbagai sumber, berikut profil singkatnya.
Ainun Najib merupakan kader NU yang lahir di Gresik, Jawa Timur pada 20 Oktober 1985. Dia adalah lulusan sarjana Teknik Komputer di Universitas Teknologi Nanyang Singapura. Saat ini, Najib menjabat sebagai Head of Analytics, Platform & Regional Business di Grab Singapura dan bekerja sebagai Seed Investo dalam sebuah startup bidang big data bernama Bonza.
Saat duduk di bangku SMA, keahlian Najib di bidang sains dan teknologi sudah mulai terlihat. Pada 2003, dia pun berhasil meraih penghargaan honorable mention saat menjadi anggota tim Indonesia dalam Olimpiade Informatika Asia Pasifik.
Selain ahli di bidang IT, tokoh muda asal Gresik ini juga dikenal sebagai sosok yang kritis. Bahkan, Najib juga pernah mengkritik Jokowi terkait penganganan pandemi Covid-19, khususnya melalui akun twitternya, @ainunnajib.
Nama Ainun Najib juga masuk dalam kepengurusan PBNU di bawah kepimpinan KH Yahya Cholil Staquf. Dia dipercaya menjadi salah satu wakil sekretaris Lembaga Ta’lif wa Nasyr (LTN) PBNU. Namun, karena kesibukannya di Singapura, PBNU masih sulit membangun skema agar Ainun bisa benar-benar terlibat aktif.
Juru Tulis: Muhyiddin Yamin
