Pakar Perfilman: Web Series tak Bisa Gantikan Sinetron TV
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Sinetron Ikatan Cinta | Foto: Istimewa
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar perfilman Universitas Airlangga (Unair) Liestianingsih Dwi Dayanti menyatakan, demam web series menjadi sebuah fenomena yang menarik di masyarakat. Menurutnya, web series dapat merebut hati masyarakat lantaran kehidupan sehari-hari yang tidak bisa lepas dari gawai.
"Selama ini kita biasanya menonton film melalui TV dan bioskop. Setelah era digital ini semua menjadi berubah, kehidupan kita benar-benar berada di gadget,” kata Lies, Senin (7/2).
Lies melanjutkan, segala aktivitas yang dilakukan manusia saat ini tidak bisa lepas dari penggunaan teknologi komunikasi. Berbagai macam jasa seperti platform musik, film, hingga platform e-commerce semua bisa diakses dalam satu perangkat gawai. Para pengusaha menangkap peluang tersebut dengan memanfaatkan teknologi yang ada untuk berjualan.
“Salah satunya yang ditangkap baik oleh pengusaha adalah dengan menciptakan aplikasi seperti Netflix dan WeTV yang memberikan layananan untuk menonton film,” ujarnya.
Adanya aplikasi-aplikasi untuk menonton web series dengan mudah dan fleksibel, kata dia, menjadikan orang-orang bisa menonton film di mana pun dan kapan pun. Adanya aplikasi tersebut sangat memudahkan manusia dalam mengakses hiburan dan informasi.
“Hal itu menjadi salah satu kekuatan yang dimiliki oleh aplikasi tersebut sehingga sangat disukai,” kata Lies.
Lies melanjutkan, aplikasi web series seperti WeTV menarik karena dapat ditonton dengan gratis. WeTV tidak mengunci programnya sehingga penonton bisa dengan gratis menonton dan mengunduh serta mengunggah potongan scene film di platform lain.
“Tapi sadar atau tidak, hal tersebut merupakan cara WeTV untuk menyebarluaskan web series sehingga menjadi media promosi yang sangat murah,” ujarnya.
Potongan scene film yang dapat dilihat di Tiktok, Instagram, ataupun YouTube secara tidak langsung mempromosikan film tersebut. Orang lain yang sebelumnya tidak peduli dengan web series merasa penasaran sehingga terdorong untuk ikut menonton.
"Akhirnya akan ada banyak orang yang menonton web series tersebut,” kata dia.
Namun demikian, Lies berpendapat, aplikasi web series tidak dapat menggantikan TV dan bioskop. Menurutnya, setiap media memiliki karakter serta kelebihan dan kekurangan masing-masing. Karakter inilah yang membuat media tersebut menjadi unik.
TV tidak bisa digantikan dengan aplikasi karena hingga saat ini adanya TV masih disukai oleh beberapa kalangan penonton. Lies memberikan contoh ketika sinetron Ikatan Cinta menjadi booming di masyarakat. Penonton Ikatan Cinta cukup besar, memobilisasi pendapat atau isu tentang Ikatan Cinta juga luar biasa.
“Hal ini menunjukkan bahwa TV juga masih suka ditonton oleh banyak orang,” kata dia.
Sedangkan untuk bioskop, penonton juga akan merasakan sensasi yang berbeda dibandingkan ketika menonton web series di rumah. Bioskop menawarkan ruangan yang nyaman, suara yang mendukung, dan keindahan visual yang ditonton.
“Setiap media memiliki karakter tersendiri yang menjadi kelebihannya sehingga tidak bisa digantikan dengan media lainnya,” ujarnya.