Isoter Dinilai Efektif Cegah Klaster Keluarga di Surabaya
Red: Yusuf Assidiq
Salah satu kamar di Asrama Haji Surabaya, Jawa Timur. | Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menilai tempat isolasi terpusat (isoter) yang disediakan pemerintah kota di Asrama Haji cukup efektif mencegah adanya klaster keluarga di Kota Pahlawan.
"Kami menggunakan cara persuasif untuk memberikan edukasi kepada warga yang terpapar COVID-19 khususnya yang bergejala ringan agar berkenan dievakuasi di tempat isoter," kata Wali Kota Eri Cahyadi di Surabaya, Ahad (13/2/2022).
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengaku, pada beberapa kasus khusus, terdapat masyarakat yang tidak berkenan untuk dievakuasi ke isoter yang telah disediakan Pemkot Surabaya.
"Karena ada yang tinggal sendiri di rumah dan rumah itu sudah memenuhi kriteria sebagai tempat isoter," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, sesuai dengan arahan dari wali kota terkait pendekatan persuasif kepada warga yang terpapar Covid-19, pihaknya langsung memberikan edukasi dan pengarahan kepada warga yang terkonfirmasi positif.
"Masyarakat yang terkonfirmasi positif dengan kondisi asimtomatik dan ringan, bisa melakukan isolasi ke isoter. Agar kami bisa memberikan pemantauan intensif kepada pasien, selama dalam perawatan sampai dengan sembuh," katanya.
Berdasarkan data terbaru pasien Covid-19 yang dirawat di Asrama Haji sampai dengan Ahad (13/2) pukul 07.00 WIB, terdapat 344 pasien. Sedangkan tingkat kesembuhan harian, dari total pasien yang dirawat sebesar 40-50 persen.
"Untuk meningkatkan imunitas, kami mengadakan kegiatan senam bersama, olah nafas, konsultasi psikologis, dan pemberian dukungan pengobatan dan vitamin sesuai keluhan, serta makanan sesuai asupan gizi yang dibutuhkan. Juga di dalam kamar difasilitasi TV, wifi," ujar dia.
Tak hanya itu, untuk tenaga medis yang berjaga di Asrama Haji, juga ditambah konsulen dari seluruh spesialistik dengan tiga shift kerja setiap harinya.
"Jumlah dokter yang standby (disiapkan) di Asrama Haji adalah sebanyak tujuh dokter (dokter umum dan spesialis). Sebagai tindak lanjut, swab di Asrama Haji juga dilakukan setiap hari," ujarnya.
Berdasarkan data laman web lawancovid-19.surabaya.go.id kasus positif per Sabtu (12/2), total kasus pasien aktif sebanyak 3.077 jiwa dengan penambahan kasus aktif sebanyak 1.687 jiwa. Serta total kasus sembuh sebanyak 1.177 jiwa.