Selasa 15 Feb 2022 06:59 WIB

Thailand Daur Ulang Sampah Bentuk Jimat

Ide jimat plastik muncul ketika ditemukan hubungan lingkungan dan budaya Thailand

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Biksu Budha dari Thailand berdoa
Foto: DIEGO AZUBEL/EPA-EFE
Biksu Budha dari Thailand berdoa

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Sebanyak dua perusahaan lokal Thailand telah bekerja sama untuk membuat jimat Buddha dengan menggunakan sembilan jenis bahan yang dapat didaur ulang mulai dari botol plastik hingga jaring ikan nilon. Tindakan ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak orang Thailand untuk mendaur ulang sampah plastik.

 

Menurut sebuah laporan oleh kelompok Ocean Conservancy yang berbasis di Amerika Serikat menyatakan, Thailand diperkirakan menjadi penyumbang plastik terbesar kelima ke lautan dunia. Kondisi ini mendorong warga untuk mengurangi jumlah dengan melakukan daur ulang.

"Ide jimat plastik adalah hasil dari menemukan hubungan antara lingkungan dan budaya Thailand," kata direktur di Dots Design Studio, Krit Phutpim.

Jimat Thailand dengan citra Buddhis sangat populer di negara Asia Tenggara. Dalam Jimat Buddha yang diluncurkan pekan ini memiliki kata Thailand untuk "kesadaran" di bagian belakang. Pendiri perusahaan lain di balik proyek Qualy Design, Teerachai Suppameteekulwat mengatakan, tulisan itu untuk mengingatkan orang agar sadar bahwa konsumsi harian tidak boleh merusak lingkungan.

Benda yang telah diberkati oleh para biksu ini dibagikan dengan imbalan setidaknya 1 kg plastik atau minimal 100 baht per buah. Uang yang terkumpul akan disalurkan ke berbagai badan amal.

Proyek ini telah menimbulkan beberapa kontroversi di media sosial. Beberapa mempertahankan tentang  jimat yang dibuat dari bahan daur ulang. Biasanya, jimat terbuat dari bahan seperti tulang, kayu atau logam.

Benda itu mungkin mengandung seperti abu dari dupa yang dibakar di kuil atau rambut dari seorang biarawan. Kandungan itu dianggap lebih meningkatkan kekuatan pemakainya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement