REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kota Sukabumi kini mempunyai sebuah Museum Tionghoa Sukabumi. Keberadaan museum ini jadi media belajar sejarah dan destinasi wisata baru di Kota Sukabumi.
Peresmian Museum Tionghoa Sukabumi ini dilakukan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi pada Sabtu (19/2/2022). Selain Museum Tionghoa Sukabumi sekaligus direamikan gedung perhimpunan Hakka Sukabumi di kompleks Danalaga Square Kota Sukabumi.
"Diresmikannya museum ini sebagai salah satu jawaban dari keinginan mulia bersama memajukan Kota Sukabumi," ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi.
Ia mengatakan pemkot ingin punya kampung pecinan karena ada potensi pariwisata luar biasa besarnya. Kota Sukabumi mempunyai potensi itu baik bangunan dan nilai sejarahnya sehingga hanya tinggal menata agar terwujud sebagaimana yang diharapkan.
Apalagi Gubernur menyampaikan ada 7 ekonomi baru pascapandemi yang akan melesat salah satunya pariwisata. Meskipun Sukabumi terbatas dalam sumber daya alam, akan tetapi kota memiliki sejarah salah satunya mempunyai vihara dan kini museum Tionghoa jadi potensi pariwisata.
Kehadiran musem akan mengundang banyak pengunjung dari luar Sukabumi singgah ke kota. Hal ini dibarengi dengan penataan ruas jalan delapan ruas jalan Kota Sukabumi agar memiliki walking tourism atau pariwisata jalan kaki. Nantinya trotoar diperindah dan dipercantik supaya ekonomi bergerak.
"Keberadaan museum Tionghoa ini agar jangan melupakan sejarah, tidak bisa dipungkiri Sukabumi berdiri dan tegak dikarenakan sumbangsih para leluhur," kata wali kota.
Intinya museum jadi ikon persaudaraan dan persatuan diantara warga dan tahun lalu Sukabumi dinobatkan peringkat ke-9 kota tertoleran di Indonesia ini menunjukkan sebagai keluarga besar saling mencintai dan mendukung.
Terakhir wali kota mengucapkan terimakasih atas dibukanya museum yang dijadikan simbol kebersamaan dan destinasi wisata. Ketua Panitia Kegiatan Budiyanto Hukin Pramoto menerangkan, di Sukabumi banyak suku Tionghoa sudah ratusan tahun lalu.
"Museum Tionghoa didirikan supaya tidak melupakan sejarah bahwa Tionghoa ada di Sukabumi dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari Indonesia," kata dia.
Koleksi di museum mulai dari barang keseharian biasa digunakan orang-orang keturunan Tionghoa dan ada barang antik zaman dulu bisa mengulang masa lalu. Museum ini hasil kerjasama Masyarakat Sadar Wisata dan Yayasan Dapuran Kipahare.