Kamis 24 Feb 2022 18:59 WIB

Kolaborasi Membantu UMKM Go Global

Pandemi Covid-19 menjadi wakeup call untuk transisi menuju ekonomi hijau

Forwada - Mikro forum Virtual Discussion Series 2022, Bagaimana G20 Perkuat UMKM dan Sendi-sendi Ekonomi Terpenting Pasca Pandemi?
Foto: Istimewa
Forwada - Mikro forum Virtual Discussion Series 2022, Bagaimana G20 Perkuat UMKM dan Sendi-sendi Ekonomi Terpenting Pasca Pandemi?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presidensi G20 menjadi berkah bagi ekonomi Indonesia. Selain lapangan kerja dan investasi, event tingkat tinggi itu juga berpeluang membuka keran ekspor terutama bagi produk-produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ke berbagai negara di dunia. 

Direktur Grup Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Terintegrasi (GKKT) Otoritas Jasa Kuangan (OJK)/Wakil Satgas Syariah dan UMKM, Greatman Rajab, mengatakan salah satu peran penting UMKM bagi perekonomian Indonesia adalah dari aktivitas ekspor nonmigas yang mencapai 15,65 persen dari total ekspor nasional. Untuk itu, OJK terus mendukung pengembangan ekosistem UMKM yang mencakup sektor fashion, food, holtikultura, ekonomi kreatif, furnitur, dan pertenakan menjadi prioritas ekspor. 

Selain itu, akselerasi digital UMKM melalui kegiatan edukasi serta fasilitas on boarding business, business matching, dan capacity building. “OJK juga mendirikan Kampus UMKM yang merupakan program kerja sama industri jasa keuangan dengan stakeholder terkait, seperti start up unicorn dan PTN/PTS untuk memberikan pelatihan end to end kepada kelompok UMKM agar siap-siap go global,” ujarnya. 

Greatman Rajab menuturkan UMKM harus dapat memanfaatkan presidensi G20 untuk mendorong peluang usaha di sektor hijau. Menurutnya, pandemi Covid-19 telah menjadi wakeup call untuk transisi menuju ekonomi hijau sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan dan berorientasi ramah lingkungan. 

Ekonomi hijau ini dapat menjadi bagian dari proses recovery dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). “Data dari World Economic Forum, 2020, transisi hijau dapat menghasilkan peluang bisnis senilai 10,1 triliun dolar AS dan 395 juta lapangan pekerjaan pada tahun 2030. Ini dapat mendorong terciptanya peluang usaha baru (green job) bagi para Pelaku UMKM termasuk milenial,” ungkapnya.

Saat ini, lanjut Greatman, hampir semua pihak punya niat baik untuk memajukan UMKM Indonesia. Namun, hanya satu yang kurang, yakni masalah bagaimana sinergi dan kolaborasi itu bisa dilakukan dengan baik. Sebab, jika berjalan sendiri-sendiri tidak akan memberikan added value yang bagus.

“OJK selaku regulator akan terus mendukung dari sisi kebijakan dengan mendorong industri jasa keuangan di Indonesia ini bisa terus mendukung pembiayaan khususnya bagi UMKM di Indonesia,” tegasnya.

Dalam Forwada - Mikro forum Virtual Discussion Series 2022, 'Bagaimana G20 Perkuat UMKM dan Sendi-sendi Ekonomi Terpenting Pasca Pandemi?', ini hadir juga Wakil Pemimpin Divisi SME PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Yessy Aktaina. Ia mengatakan UMKM semakin memegang peranan penting dalam perekonomian nasional, karenanya perlu untuk terus didorong agar bisa go internasional atau ekspor. 

Dia menegaskan, membuat UMKM naik kelas merupakan fokus BNI saat ini. Ada 3 pilar strategi pemberdayaan UMKM BNI. Pertama, BNI mendorong pelaku UMKM untuk go ekspor. Kedua, BNI fokus untuk meningkatkan bisnis mitra BNI melalui value chain berbasis digital. Dan ketiga, BNI fokus untuk pengembangkan ekosistem unggulan berbasis digital.

“Untuk ekspor BNI telah menyiapkan skema pembiayaan BNI untuk produksi UMKM naik kelas antara lain Fast Trex & BWU Fast Trex (fasilitas transaksi ekspor), untuk nasabah baru ataupun existing berorientasi ekspor,” ujar Yessy.

Yessy mengungkapkan, guna membantu UMKM go global, BNI telah menghadirkan Xpora. Ini merupakan One Stop Solution Hub yang memberikan layanan bagi pelaku UMKM Indonesia agar dapat Go Productive, Go Digital, dan Go Global. Serta menjadi pusat layanan bagi para pengusaha diaspora Indonesia yang berada di luar negeri. 

 

 

Melalui Xpora, BNI ingin KCLN dan diaspora Indonesia untuk membantu ekspor UMKM. “Xpora merupakan orkestrator ekosistem UMKM yang mempertemukan penjual, pembeli (termasuk Diaspora) dan enabler ekspor,” tutur Yessy.

 

Ditambahkan, hinga saat ini Xpora Physical Hub tersedia di 7 Kota antara lain, Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Denpasar, Makasar dan Medan. Selain itu BNI juga telah menyiapkan Skema Reguler Pembiayaan kepada UMKM, diantaranya, pendanaan UMK, Kredit Usaha Rakyat (KUR), BNI Wirausaha (BWU), dan Kredit Usaha Kecil dan Menengah. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement