Jumat 25 Feb 2022 20:43 WIB

Kelompok Monyet Turun Gunung Kapur Bogor, Incar Sampah Buah dan Sayur

Sampah yang menumpuk menarik perhatian kawanan monyet dari Gunung Kapur.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Nur Aini
Sekumpulan monyet (Ilustrasi). Sekelompok monyet ekor panjang turun dari Gunung Kapur ke kawasan Desa Cibadak, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.
Foto: Antara
Sekumpulan monyet (Ilustrasi). Sekelompok monyet ekor panjang turun dari Gunung Kapur ke kawasan Desa Cibadak, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Sekelompok monyet ekor panjang turun dari Gunung Kapur ke kawasan Desa Cibadak, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Sekelompok monyet tersebut turun ke Desa Cibadak untuk mengincar sampah organik berupa buah dan sayur dari pasar yang tak jauh dari Gunung Kapur.

Polisi Hutan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat Bidang Wilayah I Seksie Wilayah II Bogor, Dani Hamdani, menjelaskan kelompok monyet ekor panjang tersebut memang kerap turun ke titik tersebut. Dalam satu kelompok, diperkirakan ada 30 hingga 50 ekor monyet.

Baca Juga

“Itu kebetulan lokasinya berdekatan dengan Gunung Kapur, terus ujungnya tempat pembuangan sampah, sampahnya masih layak untuk dikonsumsi satwa. Jadi kalau sudah turun, sudah kenyang, masuk lagi ke kawasan (Gunung Kapur),” kata Dani kepada Republika.co.id, Jumat (25/2/2022).

Berdasarkan infomasi yang diterimanya dari warga, Dani mengatakan, monyet-monyet tersebut biasa turun ke pemukiman. Meski kerap terjadi, kawanan monyet itu tidak mengganggu warga.

“Saya sudah tanya desa juga, ada yang tergigit atau terluka nggak? Nggak ada katanya. Gangguannya nggak sampai menyakiti atau bikin resah warga,” kata Dani.

 

Lebih lanjut, Dani mengatakan, sampah yang diincar kawanan monyet panjang itu merupakan sampah organik dari pasar berisi buah dan sayuran. Mulai dari selada, sawi, jeruk, apel yang kondisinya masih segar.

Ia menjelaskan, pihaknya pun sudah melakukan kajian terkait sampah dari pasar itu. Hasilnya sampah organik yang diincar oleh kawanan monyet masih layak untuk dikonsumsi satwa.

Di samping itu, Dani menuturkan, ketersediaan makanan satwa di Gunung Kapur masih tergolong cukup walaupun terdapat aktivitas penambangan di Gunung Kapur. Hanya saja, sampah organik incaran para monyet biasanya diangkut dua kali dalam sepekan, sehingga saat menumpuk menarik perhatian kawanan monyet dari gunung.

“Kalau dilihat pakannya masih banyak di dalam juga. Tapi ketika di bawah melihat ada makanan lain, jadi ya pada turun. Kemudian pakan yang dari sampah atau limbah pasar masih layak dikonsumsi satwa,” kata Dani.

 

Dia menambahkan, ketika kelompok monyet ekor panjang itu turun ke pemukiman, BBKSDA Jawa Barat tidak menangkap kawanan monyet tersebut, baik dengan kandang jerat atau tembakan bius. Namun, pihaknya membiarkan monyet-monyet tersebut mengambil makanan di tempat sampah pasar hingga kembali sendiri ke habitatnya di Gunung Kapur.

“Karena kalau ditangkap dialihkan ke tempat lain jadi bermasalah. Selagi dia nggak ganggu warga sampai ada korban. Selama ini warga juga kalau menurut informasi, aman aman saja, nggak ada masalah,” ujarnya.

Baca juga:

Sebanyak 2000 Ekor Kucing Disterilisasi Setiap Tahunnya

UNHCR Minta Negara Tetangga Ukraina Buka Perbatasan

Wagub Riza Minta Warisan Program Anies Dilanjutkan pada 2023

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement