'Dropbox Sampah Kemasan' Jadi Solusi Pengelolaan Sampah di Solo  

Rep: my40/ Red: Fernan Rahadi

 Acara peluncuran Dropbox Sampah Kemasan Solo, Jumat (25/2) via Zoom Meeting.
Acara peluncuran Dropbox Sampah Kemasan Solo, Jumat (25/2) via Zoom Meeting. | Foto: Tangkapan layar Zoom

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Permasalahan sampah masih menjadi permasalahan lingkungan yang cukup pelik, tidak terkecuali di kota Solo. Melihat hal tersebut, Nutrifood berkolaborasi dengan Super Indo, Tetra Pak, Green Movement Indonesia serta didukung oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Solo meluncurkan ‘Dropbox Sampah Kemasan’ di Solo. Peluncuran ini dilakukan untuk mengajak konsumen dan masyarakat agar lebih sadar dan ikut berkontribusi dalam pengurangan sampah, khususnya sampah kemasan melalui daur ulang sampah kemasan. 

Head of Corporate Communication Nutrifood, Angelique Dewi, menyampaikan Dropbox Sampah Kemasan ini diluncurkan dengan tujuan pengelolaan sampah yang lebih baik dan mencegah pencemaran lingkungan.

"Jadi kalau misal sampah kemasan yang selama ini langsung masuk ke TPA, ini bisa kami sortir terlebih dahulu dan sebagian yang bisa didaur ulang akan didaur ulang. Ini juga menjadi edukasi untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian konsumen mengenai pengelolaan sampah kemasan," kata Angelique dalam acara peluncuran Dropbox Sampah Kemasan Solo, Jumat (25/2) via Zoom Meeting. 

Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta, Arthaty Mulatsih sangat mendukung dan mengapresiasi inisiatif dari Nutrifood yang turut membantu pemerintah dengan meluncurkan program Dropbox Sampah Kemasan ini.

"Memang sampai saat ini kami menyadari bahwa dari pemerintah sendiri masih kurang penekanan kepada masyarakat bahwa sampah yang kita hasilkan ini membebani bumi kita. Ini yang menjadi pekerjaan rumah kami untuk bisa membuat edukasi yang cukup efektif bagi masyarakat supaya mereka bisa memahami bahwa sampah yang kita hasilkan adalah tanggung jawab masing-masing," kata Arthaty.

Sejalan dengan yang diungkapan Arthaty, Founder Green Movement Indonesia, Tasya Kamila, percaya bahwa setiap orang memiliki andil untuk menanggulangi masalah dan tantangan lingkungan. Terlebih lagi, anak muda yang memiliki kapasitas lebih untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru dan lebih terbuka untuk menerima perubahan.

Menurut Tasya, semua usaha untuk menjaga lingkungan pun dapat dimulai dari hal-hal kecil yang bisa dilakukan di rumah, salah satunya dengan berupaya mengurangi sampah yang menumpuk di TPA, yaitu dengan memilah sampah di rumah dan menggunakan Dropbox Sampah Kemasan untuk melakukan daur ulang sampah. 

"Aku percaya perubahan ke arah ramah lingkungan, jika dilakukan secrara konsisten pasti akan membentuk kebiasaan dan nggak akan menjadi beban. Langkah kecil, aksi sederhana, kalau dilakukan bersama akan memberikan dampak yang besar," kata Tasya. 

Terkait


KLHK: 72 Persen Masyarakat Indonesia tidak Peduli Sampah

KLHK: Peningkatan Bisnis Online Masa Pandemi Naikkan Sampah Plastik

Lika-Liku Sampah Plastik di Arus Perairan Indonesia

Peneliti BRIN: Sampah Plastik Dominasi Hutan Bakau Teluk Ambon

Pengolahan Sampah di Tasikmalaya Belum Maksimal

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark