KYIV -- Saat militer Rusia menggempur target di seluruh Ukraina dengan serangkaian bom dan rudal, sebuah tim kecil penjaga perbatasan Ukraina di Pulau Ular pada Kamis (24/2/2022), yang terpencil menerima pesan dari armada negeri Beruang Merah yang berisi: menyerah atau diserang. Video penyergapan itu viral di media sosial hingga menjadi santapan media Barat untuk memberitakan 13 prajurit Ukraina tewas setelah diserang kapal Rusia.
"Saya adalah kapal perang Rusia," kata sebuah suara dari dari armada kapal Rusia menurut rekaman komunikasi. "Saya meminta Anda untuk meletakkan senjata dan menyerah untuk menghindari pertumpahan darah dan kematian yang tidak perlu. Jika tidak, Anda akan dibom."
Prajurit Ukraina pun menanggapi dengan berani. "Kapal perang Rusia," datang jawabannya, "pergilah sendiri."
Rekaman itu dengan cepat menyebar hingga banyak orang merasa 13 prajurit Ukraina gugur dengan sikap heroisme. Publik, khususnya masyarakat Barat pun semakin bersimpati atas perjuangan rakyat Ukraina melawan Rusia.
Bahkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky beberapa jam kemudian mengumumkan kematian para prajurit tersebut. Dia mengatakan, para pembela Pulau Ular akan dianugerahi gelar "Pahlawan Ukraina", gelar kehormatan tertinggi yang dapat diberikan oleh pemimpin Ukraina.
Pulau Ular (Zmiinyi) adalah pulau berbatu seluas 16 hektare milik Ukraina yang terletak sekitar 300 kilometer barat Krimea. "Di Pulau Zmiinyi kami, mempertahankannya sampai akhir, semua penjaga perbatasan tewas dengan heroik," kata Zelensky yang banyak dikutip media, seperti BBC, The Guardians, hingga Washington Post.
Selang dua hari berlalu, pemerintah Rusia, termasuk Kedubes Rusia di Jakarta membantah berita yang dimuat di berbagai media Barat, khususnya Inggris dan Amerika Serikat.
Melalui akun Instagram @rusemb_indonesia, klarifikasi pun dibuat. Bahkan, pemerintah Rusia pada Sabtu (26/2/2022) pun membantah klaim berita 13 prajurit Ukraina yang tewas dengan membagikan video kondisi mereka baik-baik saja. Bahkan mereka diberi makanan setiba di daratan.
"Kemarin pihak Ukraina menyebarkan video hoax bahwa Rusiamenawaskan 13 prajurit Ukraina di Pulau Zmeinyi yang menolak menyerahkan diri. Fakta nyata: 82 prajurit dari Pulau Zmeinyi telah menyerah diri sendiri dan sedang mendapatkan bantuan dari Angkatan Bersenjata Rusia. Setelah beberapa prosedur hukum mereka dikembalikan ke tanah air mereka," demikian penjelasan Kedubes Rusia di Jakarta.
Jurnalis pertahanan Ukraina, Illia Ponomarenko melalui akun Twitter, @IAPonomarenko juga membenarkan jika penjaga Pulau Ular masih hidup. "Ini resmi, pelaut di Pulau Ular masih hidup, Angkatan Laut (Ukraina) menegaskan. Mereka ditawan oleh Rusia," kata Ponomarenko.
Jurnalis Ukraina lainnya, Anastasiia Lapatina juga membenarkan jika prajurit yang berjaga di Pulau Ular masih hidup. "Tentara Ukraina dari pulau ular, yang diduga tewas, masih hidup di tahanan. Ketika kapal perang Rusia menyuruh mereka untuk menyerahkan senjata dan menyerah, mereka berkata, 'Kapal perang Rusia, pergilah sendiri'," kata Lapatina lewat akun Twitter, @lapatina_
Sekarang terbukti media Barat dan Presiden Zelensky membuat hoax kematian tentara Ukraina di Pulau Ular.