Kamis 03 Mar 2022 08:59 WIB

Rektor IPB dan Gubernur Jabar Lepas Ekspor Kopi Cikajang ke 8 Negara

Indonesia mesti berjaya dan menaklukkan dunia melalui ekspor kopi.

Rektor IPB University, Prof Arif Satria dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyaksikan pelepasan Kopi Cikajang untuk diekspor ke delapan  negara, Rabu (2/3)
Foto: Dok IPB University
Rektor IPB University, Prof Arif Satria dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyaksikan pelepasan Kopi Cikajang untuk diekspor ke delapan negara, Rabu (2/3)

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Rektor IPB University, Prof Arif Satria dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyaksikan pelepasan Kopi Cikajang untuk diekspor ke delapan  negara yaitu Rusia, Singapura, Taiwan, Belanda, Saudi Arabia, Jerman, Perancis, dan Inggris, Rabu (2/3). Pelepasan Kopi Cikajang ini dilaksanakan di Kantor Koperasi Produsen Sari Buah Kopi Kampung Mekar Sari Baru, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar).

Menurut Prof Arif, keberhasilan pengembangan Kopi Cikajang ini merupakan buah dari hasil kerja sama antara program One Village One CEO (OVOC) IPB University dengan  Petani Milenial Jawa Barat (Jabar) dan PT Astra International Tbk.

“Program kolaborasi ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas produk pertanian di Garut. Kopi ekspor hasil program OVOC dan Petani Milenial merupakan kolaborasi antara Pemprov Jabar, IPB University dan PT Astra. Kerja sama ini telah mendampingi 53 desa di Jabar dengan berbagai komoditi, salah satunya kopi,” jelasnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Prof Arif menambahkan, alumni dan mahasiswa tingkat akhir IPB University sebagai CEO Muda di desa melakukan pendampingan pendalaman teknologi dan meningkatkan kapasitas petani. Selain itu, mereka juga memperkenalkan teknologi tepat guna, yakni program Microlot Project 90 Plus untuk meningkatkan kualitas kopi. 

Hingga kini, lanjutnya, Kopi Garut hasil binaan IPB University dan PT Astra berhasil menjadi Juara Tiga Kontes Kopi Spesialti Indonesia untuk kategori Arabica Natural.

“Insya Allah bersama Astra dengan program One Village One CEO sekarang sudah semakin bergeser menjadi One Village One Exporter. Satu desa satu produk ekspor. Ini adalah ikhtiar kita bersama untuk terus berusaha meningkatkan kualitas inovasi.  Kedekatan IPB University dengan masyarakat ini akan memberikan input bagi para mahasiswa dan juga para dosen untuk melakukan kegiatan riset hasil inovasi-inovasi yang memiliki daya transformasi, memiliki daya ubah luar biasa untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” ungkapnya.

photo
Kopi Cikajang merupakan hasil kerja sama antara program One Village One CEO (OVOC) IPB University dengan Petani Milenial Jawa Barat (Jabar) dan PT Astra International Tbk.  (Foto: Dok IPB University)

Sementara itu, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil mengungkapkan Indonesia mesti berjaya dan menaklukkan dunia melalui ekspor kopi. Menurutnya, perlu kerja sama dari semua pihak terutama dari sektor pendidikan yakni IPB university.

Ia mengapresiasi upaya IPB University untuk menguatkan ekonomi pangan dan ekonomi digital. Dukungan alumni IPB University sangat diharapkan mendongkrak perekonomian desa di Jawa Barat.

“Saya titip petani milenial terutama dengan One Village One CEO dapat membangun desanya sesuai keahliannya,” ujar Ridwan Kamil.  Ia berharap melalui program ini anak-anak muda dapat kembali ke desa dan fokus pada kedaulatan pangan berbasis teknologi dan kolaborasi. Menurutnya, konsep ini patut disebarluaskan melalui IPB University.

Upaya ini juga mendapat apresiasi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM). Melalui Staf Ahli Menteri Koperasi bidang Hubungan Antar Lembaga, Ir Luhur Pradjarto, MM, Kementerian Koperasi dan UKM sangat mengapresiasi momen ekspor kopi di Desa Mekarsari ini.

“Kunci bagi perekonomian adalah bagaimana membina dan membimbing para pelaku usaha untuk bisa melakukan ekspor. Di samping itu, aktivitas ekspor dapat membantu para pelaku usaha untuk tumbuh dan membuka lapangan pekerjaan serta menghasilkan devisa untuk mengurangi defisit transaksi negara ini,” kata Luhur.

Menurutnya, kopi sebagai komoditas potensial bagi para petani, dapat didorong melalui upaya peningkatan daya saing. Yakni dengan program pembinaan dan pendanaan. Ia mengapresiasi IPB University yang telah memberikan pendampingan kepada para petani milenial untuk dapat menjaga kualitas dan kuantitas serta akses terhadap pasar melalui kolaborasi pentahelix.

Sementara itu, Juanda selaku ketua Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) Cikajang menceritakan bahwa program pembinaan di desanya sudah berjalan selama tiga tahun. Selama pendampingan, petani mampu memproduksi kopi kualitas ekspor.

“Kesuksesan ini ditandai dengan perjanjian kerja sama pembelian kopi dengan PT Bafain Harindra Indonesia sebanyak satu kontainer Kopi Arabika dan satu kontainer Kopi Robusta. Jumlahnya setara dengan 500 kilogram kopi senilai  Rp 4 miliar, selama enam bulan ke depan. Kami berharap hal ini dapat menjadikan Kopi Garut berdaulat dan dapat mendukung program Jabar Juara,” ujarnya.

Dalam kegiatan ini, dilakukan juga penandatanganan Prasasti Gapura Desa Sejahtera Astra BUMdesma Cikajang dan Prasasti Tugu Kopi Cikajang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement