REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) akan menerima hingga 100 ribu pengungsi Ukraina. Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (24/3/2022), Gedung Putih mengatakan pemerintahan akan memberikan bantuan senilai 1 miliar dolar AS dalam bantuan kemanusiaan, serta 320 juta dolar AS untuk meningkatkan demokrasi dan hak asasi manusia di Ukraina dan negara-negara tetangganya.
Sebagian besar pengungsi Ukraina akan diterima di bawah undang-undang AS yang memberikan "pembebasan bersyarat kemanusiaan". Hal serupa juga berlaku bagi ribuan warga Afghanistan yang mengungsi ke AS.
Presiden AS Joe Biden mengatakan, penerimaan pengungsi Ukraina tidak harus dibebankan kepada Polandia, Rumania, dan Jerman. Menurut Biden, pengungsi Ukraina adalah tanggung jawab internasional dan Amerika Serikat sebagai pemimpin.
“Ini adalah tanggung jawab internasional dan Amerika Serikat sebagai pemimpin, salah satu pemimpin di komunitas internasional, memiliki kewajiban untuk terlibat,” kata Biden, dilansir Aljazirah, Jumat (25/3/2022).
Dalam kunjungannya ke Eropa, Biden berharap dapat mengunjungi para pengungsi di Polandia. Gedung Putih belum mengumumkan jadwal resmi kunjungan Biden ke kamp pengungsi di Polandia. Namun Aljazirah melaporkan, Biden kemungkinan akan mengunjungi kamp pengungsi di perbatasan Ukraina.
Awal bulan ini pemerintahan Biden memperpanjang status perlindungan sementara untuk melindungi warga Ukraina yang sudah berada di AS dari deportasi. Amerika Serikat berada di bawah tekanan untuk berbuat lebih banyak dalam membantu pengungsi Ukraina.
Sementara Biden telah berjanji untuk menyambut warga Ukraina yang melarikan diri dari perang. Pejabat pemerintah mengatakan, sebagian besar pengungsi Ukraina ingin tinggal di Eropa agar dapat melakukan perjalanan bebas visa, serta berkumpul bersama keluarga dan teman.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa lebih dari 10 juta orang Ukraina telah mengungsi. Negara-negara Eropa Timur, terutama Polandia, telah menerima sebagian besar pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina. Negara-negara Eropa Timur menginginkan bantuan tambahan dari negara lain untuk menerima pengungsi.
Gedung Putih mengatakan, sebagian besar pengungsi Ukraina yang datang sudah memiliki keluarga di AS. Gedung Putih akan menggunakan "berbagai jalur hukum", termasuk program pemukiman kembali pengungsi bagi warga Ukraina yang ingin datang ke AS.
Kantor hak asasi manusia PBB (OHCHR) pada Kamis mengkonfirmasi, setidaknya 1.035 warga sipil telah tewas di Ukraina dan 1.650 lainnya terluka sejak Rusia memulai serangan pada 24 Februari. Namun angka sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi.
“Sebagian besar korban sipil yang menjadi korban, disebabkan oleh penggunaan senjata peledak dengan area dampak yang luas, termasuk penembakan dari artileri berat dan sistem roket multi-peluncuran, serta serangan rudal dan udara,” ujar pernyataan OHCHR.
Gedung Putih mengatakan, AS telah mengerahkan 25 orang tim tanggap darurat untuk mengoordinasikan pengiriman bantuan dengan PBB, LSM, dan pemerintah Ukraina. Sementara Program Pangan Dunia PBB mencoba mengirimkan makanan dan pasokan untuk 3,1 juta orang di Ukraina. Awal bulan ini, Kongres AS meloloskan paket bantuan senilai 13,6 miliar dolar AS untuk Ukraina. Termasuk memberikan banyak pendanaan kepada pemerintah Biden untuk mendukung inisiatif militer dan kemanusiaan.